Buntut Penembakkan Warga Kulit Hitam oleh Polisi Kulit Putih, Amerika Mencekam

Polisi di Dallas
Seorang pengendara mobil tewas akibat penembakan oleh polisi yang terjadi di negara bagian Amerika Serikat (AS), Minnesota.

Ironisnya, penembakan ini menimpa seorang pria berkulit hitam keturunan Afrika-Amerika dan disaksikan oleh kekasihnya juga putrinya yang berusia empat tahun.

Seperti dilansir AFP, Jumat (8/7/2016), Philando Castile, 32 tahun, tetap ditembaki oleh polisi sebanyak tiga kali meskipun tembakan pertama telah membuatnya mengeluarkan darah cukup banyak.

Dalam video yang tersebar di media sosial, Castile tampak sekarat di kursi pengemudi dan akhirnya dinyatan meninggal setelah tiba di rumah sakit untuk mendapat pertolongan.

Gubernur Minnesota, Mark Dayton menyatakan bahwa Castile tampak tak melakukan kesalahan apapun ketika mengemudi.

Castile memang membawa senjata, namun tak ada indikasi ia menunjukkan senjata tersebut kepada polisi. Kekasih Castile, Diamond Reynolds mengatakan bahwa Castile membawa senjata berlisensi.

Ia merasa ada faktor ras yang menjadi alasan mengapa penembakan ini terjadi. "Seharusnya tak ada yang ditembak dan dibunuh di Minnesota," ungkapnya.

Gubernur Dayton berjanji akan melakukan penyelidikan penuh untuk kasus penembakan ini. Ia menegaskan bahwa keadilan harus ada di Minnesota.

Sehari sebelumnya juga terjadi penembakan terhadap warga AS berkulit hitam. Alton Sterling, ditembak mati oleh polisi di Baton Rouge, Negara Bagian Louisiana.

 ***

Mobil Philando Castile, korban tembak mati polisi AS (Foto AFP)

 Akibat penembakan berturut-turut yang menimpa warga kulit hitam oleh polisi kulit putih ini, demonstrasi besar-besaran digelar di Dallas, AS, Jumat (8/7/2016). Namun, demonstrasi berujung tragedi. Lima polisi tewas dan enam lainnya luka-luka ditembak oleh sniper yang diduga berasal dari warga ataupun militer kulit hitam. Aksi tembak menembak antara sniper dan polisi kulit putih pun tak terhindarkan.

Kepala polisi Dallas David Brown mengatakan Jumat pagi, pihaknya sudah menahan tiga orang. Seorang lainnya terlibat baku tembak dengan polisi di sebuah lahan parkir di pusat kota Dallas. Brown menambahkan, penembak gelap itu sudah menyatakan tidak mau menyerah kepada juru runding, dan bermaksud melukai lebih banyak lagi polisi.

Aksi demonstrasi terhadap kekerasan polisi atas warga berkulit hitam juga diadakan di kota-kota lain. Tetapi demonstrasi di Dallas berdampak fatal akibat aksi sniper alias penembak jitu tersembunyi yang membunuh sedikitnya 5 orang polisi

Aksi baku tembak pecah sekitar pukul 8:45 Kamis malam waktu setempat, saat ratusan orang berkumpul di Dallas untuk ikut demonstrasi menentang penembakan sewenang-wenang dua warga kulit hitam oleh polisi pekan ini. Dua penembakan ini adalah kasus teranyar, setelah serangkaian insiden pembunuhan warga kulit hitam oleh polisi berkulit putih yang sudah berlangsung beberapa tahun belakangan.

Penembakan yang berakibat fatal terhadap Anton Sterling (32) terjadi di depan sebuah toko di Baton Rouge, Louisiana hari Rabu lalu, setelah korban dihentikan mobilnya oleh dua polisi di jalanan. Sementara penembakan kedua terjadi Kamis kemarin di pinggir kota St. Paul, Minnesota. Korbannya Philando Castile (37), yang ditembak mati di sebuah persimpangan jalan, di dalam mobilnya yang juga ditumpangi pacarnya dan seorang anak. Kedua korban ditembak polisi dari jarak sangat dekat, dan kedua insiden direkam dengan kamera ponsel serta disebarluaskan lewat media sosial.

Polisi menyatakan, tembakan dilepaskan dari posisi yang lebih tinggi dari jalanan dari para sniper (penembak jitu).

Demonstrasi damai yang berakhir fatal

Menurut rekaman video, aksi demonstrasi yang digelar beberapa kilometer dari pusat kota awalnya berlangsung damai. Tetapi kemudian tembak-menembak terdengar, dan demonstran berlarian mencari tempat perlindungan. Pengejaran terhadap penembak segera dilancarkan di seluruh pusat kota, yang dipenuhi hotel, restoran, bangunan kantor, dan sejumlah bangunan apartemen. Situasi dilpaorkan kacau-balau dan tembakan peluru beterbangan kemana-mana. Sementara raungan helikopter terdengar di atas kota dan polisi bersenjata otomatis tampak di beberapa pojok jalan.

Sejauh ini pihak kepolisian tidak bisa memberikan keterangan tentang latar belakang serangan. Mereka juga belum bisa memberikan keterangan tentang tersangka yang sudah ditahan. Hingga Jumat pagi, polisi juga belum yakin apakah mereka sudah berhasil melokalisir semua penyerang.

Menurut laporan CNN, 5 polisi tewas. 10 polisi ditembak sniper, sementara seorang lainnya cedera saat tembak-nembak. Seorang juru bicara Gedung Putih menyatakan, Presiden Barack Obama yang sedang mengadakan kunjungan di Polandia sudah mendapat informasi. Diperkirakan Obama akan muncul di depan kamera untuk memberikan pernyataan.

Walikota Dallas, Mike Rawlings mengatakan, seorang warga sipil juga cedera dalam tembak-menembak. Ia menambahkan, pemerintah kini meminta semua warga untuk tidak memasuki kawasan pusat kota Dallas hari Jumat. "Ini masih tempat kejadian perkara, dan kami belum tahu seberapa besarnya lokasi," demikian Rawlings. Sebuah peta kota Dallas akan disebarluaskan lewat internet, agar warga tahu areal mana yang harus dihindari.di








Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Buntut Penembakkan Warga Kulit Hitam oleh Polisi Kulit Putih, Amerika Mencekam"

Post a Comment