18-30 September, SBY Go Internasional

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi  Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono pada  mulai Kamis (18/9) hingga 30 September 2014, melakukan lawatan ke tiga negara, yaitu Portugal, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).

Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, Presiden SBY dan Ibu Negara akan mengawali kunjungan kenegaraan ke Lisabon, Portugal, pada 18-20 Septemberm untuk memenuhi undangan Presiden Portugal Anibal Cavaco Silva tahun 2012 lalu.

Selama berada di Lisabon, menurut Faizasyah, Presiden SBY akan melakukan sejumlah pertemuan bilateral, antara lain dengan Presiden Anibal Cavaco Silva ; PM Portugal Pedro Passos Coelho, dan Ketua Parlemen Portugal Maria Da Assuncao Andrade Esteves.

“Presiden SBY juga akan menerima kunci kota Lisabon dari Walikota Lisabon, menandai status Presiden RI sebagai tamu kehormatan Kota Lisabon,” tambah Faizasyah.

Ia meyebutkan, RI dan Portugal mulai pemulihan hubungan diplomatik pada 28 Desember 1999. Total perdagangan dengan Portugal tahun 2013 mencapai 199,51 juta dollar AS, meningkat secara signifikan sebesar 83% dari tahun 2012 (108,99 juta dollar AS).

Dalam 5 tahun terakhir, lanjut Faizasyah, perdagangan bilateral kedua negara menghasilkan surplus bagi Indonesia, dengan nilai terbesar di tahun 2013 sebesar 115,72 juta dollar AS. Pada  2012 volume perdagangan kedua negara hanya 108,9 juta dollar AS, lalu pada  2011 sekitar  171,26 juta dollar AS , akibat program penghematan ketat  Pemerintah Portugal dalam mengatasi krisis keuangan.


AS dan Jepang

Selepas dari Lisabon, Porugas, Presiden SBY beserta delegasi akan melanjutkan lawatan ke Amerika Serikat pada  20-27 September 2014, dan Jepang pada t 28-30 September 2014.

Faizasyah mengatakan, selama berada di Amerika Serikat, Presiden SBY akan akan singgah di dua kota, yakni New York dan Washington DC. Sedangkan di Jepang Presiden RI akan berkunjung ke Kyoto.

“Agenda utama kunjungan kerja Presiden SBY ke New York adalah dalam rangka menghadiri General Debate of the 69th UNGA, UN Climate Summit, High Level Panel Meeting, GGGI Meeting, dan Open Government Partnership Event,” ungkap Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional itu.

Ia menyebutkan, Presiden RI direncanakan akan menghadiri pertemuan tersebut bersama lebih dari 100 pemimpin negara lainnya dari seluruh dunia yang menjadi negara anggota PBB.

Pada Sidang Majelis Umum PBB tahun ini, Indonesia akan fokus pada pembangunan pasca berakhirnya MDGs dan perumusan pengganti MDGs, sesuai dengan tema sidang tahun ini,  “Delivering On and Implementation a Transformative Post-2015 Development Agenda”.

 Isu lainnya adalah isu-isu yang tengah mengemuka di dunia internasional saat ini, seperti situasi di kawasan Timur Tengah, situasi di Ukraina, ancaman terorisme maupun ISIS.

Selain itu, pada 23 September 2014 juga akan diselenggarakan UN Climate Summit yang bertema “National Action and Ambition Announcement”. “Presiden RI akan menyampaikan statement pada sesi Plenary 1. Presiden RI juga dijadwalkan akan memberikan sambutan pembuka pada High Level Meeting Open Government Partnership Event bertema “Citizen Action, Responsive Government,” papar Faizasyah.

Di luar agenda sidang PBB, Presiden SBY akan menghadiri Global Green Growth Leaders’ Gathering. Pertemuan ini adalah untuk mendengarkan hasil nominasi Presiden GGGI. Presiden SBY dinominasikan menjadi Presiden GGGI, menggantikan PM Denmark Lars Rasmussen.

Dirjen GGGI, Yvo de Boer, pada kunjungan ke Jakarta 9 September 2014 lalu menyampaikan salah satu pertimbangan menominasikan Presiden RI untuk menjadi pimpinan Dewan GGGI antara lain karena selama memimpin Indonesia, Presiden RI telah memadukan antara pembangunan ekonomi dengan keselarasan lingkungan.

Presiden SBY juga dijadwalkan akan mengunjungi United States Military Academy di Westpoint dan memberikan pidato utama di hadapan para Taruna US Military Academy.

Selepas dari New York, Presiden SBY akan bertolak menuju Washington DC, untuk meresmikan  Patung Saraswati di KBRI Washington DC. Patung setinggi 5,2 meter ini dibangun di halaman depan KBRI di Washington yang berada di jantung kota Washington DC.

Menurut Faizasyah, pembangunan patung Dewi Saraswati ini merupakan bagian dari kerja sama di bidang kebudayaan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Amerika Serikat. Ia menyebutkan, Dewi Saraswati melambangkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang bersifat universal.

“ini juga akan dilengkapi dengan 3 patung anak-anak etnik Kaukasian, Afrika-Amerika dan Asia yang sedang duduk sambil membaca buku yang menggambarkan multikultur dan masyarakat kedua negara,” papar Faizasyah.
Agenda lainnya adalah peresmian Indonesian Muslim Association in America (IMAAM). IMAAM adalah organisasi religius non-profit yang didirikan oleh kumpulan diaspora muslim Indonesia di Washington DC pada tahun 1993.

Selain itu, agenda utama lainnya adalah memberikan kuliah umum di George Washington University.

Jepang

Jepang menjadi negara penutup rangkaian kunjungan Presiden SBY. Agenda utama di Jepang adalah menyampaikan orasi ilmiah penganugerahan gelar Honoris Causa dari Ritsumeikan University, Kyoto.

Menurut Faizasyah, pemberian gelar Doktor Kehormatan tersebut dilakukan atas pertimbangan bahwa Presiden RI dianggap berhasil dengan baik di bidang internasional, khususnya dalam menjaga dan membina serta menjalin perdamaian dengan baik baik di Indonesia maupun dalam kaitan dengan internasional. (Gebraknews/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates: