"Bukan karena takut," kata Menteri dalam kunjungan di Batam Kepri, Jumat (13/3).
Ia mengatakan pengelolaan wilayah udara Kepri oleh
Singapura hanya demi keselamatan transportasi udara, bukan karena hal
lain. Singapura memiliki peralatan dan perlengkapan yang sangat canggih
dan tidak dimiliki Indonesia, karena itu selama ini Negara Jiran
mengelola Kepri.
Jika Indonesia memaksakan diri untuk mengelola
ruang udara tanpa peralatan dan perlengkapan yang sama canggihnya, maka
dikhawatirkan akan membahayakan penerbangan di udara Kepri. Apalagi
ruang udara Kepri tidak hanya dilalui penerbangan dalam negeri,
melainkan juga penerbangan internasional.
Menteri
menegaskan, sebelum Indonesia memiliki perlengkapan dan peralatan
serupa, maka kemungkinan belum bisa mengambil alih ruang udara, demi
keselamatan transportasi udara. Padahal untuk memunyai peralatan itu,
dibutuhkan investasi yang sangat besar.
"Investasi cukup besar, pendidikan SDM untuk mengoperasikannya juga memakan waktu," kata dia.
Meski begitu, Menteri tetap menginstruksikan
Perusahaan Umum (Perum) Navigasi Udara untuk segera mengupayakan
pengelolaan ruang udara penerbangan di Kepri yang selama ini berada di
bawah kendali Singapura. "Tergantung Perum Navigasi Udara, kalau bisa
secepatnya," ucap Menteri Jonan.
Dan bila Perum Navigasi Udara bisa mengupayakan
persyaratan itu, maka Indonesia siap mengambil kembali ruang udaranya
dari Singapura. Dalam kesempatan itu, Menteri juga meminta masalah
pengelolaan udara tidak dikaitkan dengan masalah kedaulatan semata.
Terlebih,
Indonesia selama ini juga mengelola ruang udara wilayah negara lain,
yaitu Pulau Guam Amerika Serikat, Pulau Chrismas Australia dan seluruh
Timor Leste. (rol/kabarpapua.net)
0 Response to "Pemerintah Takut dengan Singapura? Ini Kata Menhub Jonan"
Post a Comment