Jakarta - Siapa tidak kenal kesederhanaan seorang Hidayat
Nur Wahid? Bukan hanya bersahaja, Hidayat Nur Wahid, alumni Pondok
Modern Darussalam Gontor dan doktor lulusan Universitas Islam Madinah,
dikenal sangat gigih dalam memperjuangkan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Sedikit kisah tentang Hidayat Nur Wahid, suami dari Kastian Indriati (almh) dan dr. Diana Abbas Thalib, serta ayah dari 6 putra-putri ini, adalah sebagai berikut.
Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 54 tahun lalu, M. Hidayat Nur Wahid memberikan warna tersendiri saat memimpin lembaga tinggi Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) pada periode masa bakti tahun 2004 hingga 2009. Kesederhaanan, kelugasan dan pergaulannya yang luas baik di dalam maupun di luar negeri telah membuat lembaga MPR tetap bergengsi meski tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara.
Hidayat Nur Wahid terpilih kembali menjadi anggota DPRRI periode 2009-2014. Setelah setengah periode Fraksi PKS dipimpin oleh Mustafa Kamal, Fraksi PKS kemudian dipimpin oleh Hidayat Nur Wahid. Ia memimpin Fraksi PKS dalam memberikan argumentasi tentang masih banyaknya cara untuk menutup kekurangan anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2013 lalu, tanpa harus menaikkan harga.
Perjuangan Fraksi PKS memang kandas karena kalah suara. Namun rakyat mencatat Fraksi PKS telah dua kali menolak penghapusan subsidi yang berakibat pada kenaikan harga bahan pokok lainnya, dan ujung-ujungnya membuat rakyat makin sengsara. Sementara Hidayat Nur Wahid bersama FPKS menilai, masih banyak sumberdaya kita yang tidak tergarap optimal, masih banyak lobang kebocoran keuangan negara atau korupsi dan tidak jelasnya road map konversi energi dengan energi terbarukan yang digagas pemerintah.
Melalui daerah pemilihan DKI Jakarta 2 (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri) Hidayat Nur Wahid terpilih kembali sebagai anggota DPR RI. Selanjutnya takdir menentukan bahwa Hidayat harus sekali lagi mengabdi sebagai pimpinan MPR setelah terpilih secara musyawarah lewat pemungutan suara untuk mencapai mufakat pada Rabu dinihari (8/10).
Sedikit kisah tentang Hidayat Nur Wahid, suami dari Kastian Indriati (almh) dan dr. Diana Abbas Thalib, serta ayah dari 6 putra-putri ini, adalah sebagai berikut.
Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 54 tahun lalu, M. Hidayat Nur Wahid memberikan warna tersendiri saat memimpin lembaga tinggi Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) pada periode masa bakti tahun 2004 hingga 2009. Kesederhaanan, kelugasan dan pergaulannya yang luas baik di dalam maupun di luar negeri telah membuat lembaga MPR tetap bergengsi meski tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara.
Hidayat Nur Wahid terpilih kembali menjadi anggota DPRRI periode 2009-2014. Setelah setengah periode Fraksi PKS dipimpin oleh Mustafa Kamal, Fraksi PKS kemudian dipimpin oleh Hidayat Nur Wahid. Ia memimpin Fraksi PKS dalam memberikan argumentasi tentang masih banyaknya cara untuk menutup kekurangan anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2013 lalu, tanpa harus menaikkan harga.
Perjuangan Fraksi PKS memang kandas karena kalah suara. Namun rakyat mencatat Fraksi PKS telah dua kali menolak penghapusan subsidi yang berakibat pada kenaikan harga bahan pokok lainnya, dan ujung-ujungnya membuat rakyat makin sengsara. Sementara Hidayat Nur Wahid bersama FPKS menilai, masih banyak sumberdaya kita yang tidak tergarap optimal, masih banyak lobang kebocoran keuangan negara atau korupsi dan tidak jelasnya road map konversi energi dengan energi terbarukan yang digagas pemerintah.
Melalui daerah pemilihan DKI Jakarta 2 (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri) Hidayat Nur Wahid terpilih kembali sebagai anggota DPR RI. Selanjutnya takdir menentukan bahwa Hidayat harus sekali lagi mengabdi sebagai pimpinan MPR setelah terpilih secara musyawarah lewat pemungutan suara untuk mencapai mufakat pada Rabu dinihari (8/10).