Dalam reses periode kedua, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memilih
untuk mengunjungi kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua dan Papua Barat, 10-14 Maret 2015. Kabupaten/kota
yang dikunjunginya yaitu, Manokwari, Sorong, Jayapura, Nabire, dan Dogiyai.
Dalam salah satu kesempatan, legislator dari Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) ini memaparkan tentang perubahan besar dalam konstitusi bernegara
yang membuka kesempatan yang sama bagi masyarakat Papua untuk bisa tampil di segala
bidang di negeri Ini. Bahkan, menurutnya suatu saat orang Papua pun bisa
menjadi Presiden Indonesia.
Berikut cuplikan pidato Fahri Hamzah berkaitan dengan hal
tersebut.
![]() |
Fahri Hamzah bersilaturahim dengan Gubernur Papua Barat, Abraham O Atururi |
Kepada masyarakat Papua tercinta, saya ingin menjelaskan perubahan
besar yang ada dalam negara kita. Hal ini perlu saya sampaikan agar masyarakat
Papua juga bisa memiliki opsesi tertinggi di negeri ini, mimpinya bisa mencapai
puncaknya.
Kita ini semua anak-anak bangsa ini sudah berada dalam
kebebasan penuh sebagai manusia. Karena konstitusi kita dalam amandemen ke-4 telah
menjamin kebebasan manusia, sedemikian rupa sehingga kita bisa menjadi apa pun yang
kita impikan. Mimpi anak Indonesia saat ini sama dengan mimpi-mimpi anak-anak dalam
negara demokrasi terhormat. Kita telah dibebaskan, human right telah
dicantumkan dalam jumlah yg banyak dalam konstitusi kita. Semua orang bisa menjadi
apa yg ia inginkan.
Dulu untuk menjadi presiden Indonesia, hanya bisa jika ada dua
syarat ini: jenderal dan orang Jawa. Sekarang paling tidak, syarat jenderal
sudah hilang. Sehingga orang sipil dari Solo, seorang tukang kayu, penjual
meubel, bisa jadi presiden Republik Indonesia. Itu adalah mimpi kita, semua
warga negara punya kesempatan yang sama untuk memimpin negeri ini. kalo Jokowi
bisa jadi presiden, mengapa orang Papua tidak bisa? Suatu saat, orang papua
juga bisa jadi presiden Indonesia.
Ini pak Yudi Kotouky (aleg DRPRI dari Papua, red) yang orang
Dogiyai juga bisa menjadi presiden Indonesia. Apalagi secara usia beliau lebih
muda dari saya.
Semua bisa kita lakukan di Papua ini. Mimpi dan harapan
besar ini yang seharusnya dibangunkankan bagi masyarakat Papua: kalian bisa
menjadi apa pun yang kalian inginkan di negeri ini. Bangsa kita sudah merdeka
sepenuhnya, konstitusi kita melindungi. Dan, jarang pejabat dari Jakarta yang
punya persepsi yang benar tentang perubahan konstitusional. Jadi terus kembangkan potensi kita, persiapkan
diri mencapai apa yg kita mau.
Kalau memandangnya dari banyaknya persoalan yang dihadapi, semua
daerah punya persolan. Saya ngomong dengan pak gubernur dan pak Walikota: Kampung
saya di NTB juga menderita, sama dengan papua. Tambang emas di sana juga besar
sama. Papua punya Freeport, kami di NTB punya Newmont. Dua provinsi ini selalu
berada di bagian paling bawah dalam indeks pembangunan manusia. Kalau tidak
papua yang berada di nomor 34 dari 34 provinsi, ya NTB berada di nomor 34 dari
34 provinsi. Kalau NTB jadi nomor 34 papua nomor 33. Kalau Papua 34, NTB 33.
Begitu saja. Jadi dua daerah kaya raya ini, seperti dikutuk untuk terus berada di
indeks pembangunan manusia terendah. Kami juga punya hak komplain, seharusnya. Tapi
kami hanya minta untuk jadi provinsi, cukup!
![]() |
Di Kantor Gubernur Papua, Fahri Hamzah disambut oleh Sekda Prov. Papua Hery Dosinaen |
Saya punya usulan untuk mnyeret pusat pertumbuhan itu ke
timur dan itu harus dibuat konkrit.
Proposalnya harus jelas. Lebih baik kita mengkongkritkan proposal kerja
kita daripada kita terus bergelut dalam masalah yang tidak jelas. Ini salah
satunya yang harus menjadi konsen pemikiran kita. Kesadaran untuk menjadi warga
negara adalah salah satu kesadaran penting dalam beragama, dan juga dalam
demokrasi.”
0 Response to "Fahri Hamzah: Perubahan Konstitusi Ke-4, Masyarakat Papua Bisa Tampil di Segala Bidang di Negeri Ini"
Post a Comment