Sastrawan ASEAN Desak Myanmar Hentikan Kekerasan Atas Rohingya

ASEAN Literary Festival (ALF), forum tahunan yang menjadi wadah sastrawan di Asia Tenggara menyampaikan keeprihatinan terkait isu etnis Rohingya. Direktur Program ALF Okky Madasari menyampaikan, sebagai ruang kebudayaan para sastrawan Asia Tenggara, ALF merasa perlu untuk bersikap soal kasus Rohingya.

Menurut Okky, sedari awal, ALF menempatkan diri tidak hanya sebagai ajang berkumpulnya sastrawan di Asia Tenggara. Melalui siaran pers tertulis, Senin (18/5), menurut Okky, ALF menyampaikan sejumlah poin pernyataan sikap.

“Pertama, ASEAN Literary Festival menyampaikan kekecewaan atas penolakan negara-negara ASEAN terhadap pengungsi Rohingya. Sikap tersebut merupakan pengkhianatan terhadap prinsip dasar komunitas ASEAN dan semangat yang diusung ASEAN Literary Festival,” ujar Okky.

Kedua, menurut Okky, anggota ASEAN harus menekan pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan pengusiran terhadap Rohingya. Ketiga, menurut Okky, Rohingya juga merupakan warga ASEAN. Maka, menurut dia, ASEAN berkewajiban untuk memenuhi hak mereka agar bisa hidup aman,hidup layak, dan mempunyai masa depan.

“Keempat, negara-negara ASEAN harus bekerjasama untuk memberikan solusi terbaik. Sementara itu, negara-negara non-ASEAN yang menjadi tujuan akhir dari pengungsi ini harus mencarikan jalan keluar, bantuan, dan  menerima pengungsi sesuai proses yang diatur oleh PBB,” kata Okky.

Khusus untuk Indonesia, Okky menyampaikan, sebagai negara terbesar di ASEAN yang saat ini menampung sebagian besar Rohingya, pemerintahan Presiden Joko Widodo harus aktif mencarikan solusi dan menampung pengungsi ini secara layak, sampai ditemukan penyelesaikan yang permanen.

Menurut Okky, sikap yang diambil oleh negara-negara ASEAN terhadap pengungsi Rohingya akan menjadi penentu bagaimana arah masyarakat ASEAN ke depan. “Apakah ia akan menjadi masyarakat yang menghormati kemanusiaan dan hak asasi manusia sesuai dengan ASEAN Charter atau ASEAN Charter hanya menjadi sekadar omong kosong,” ujar Okky.

Terakhir, menurut Okky, masalah Rohingya merupakan uji kasus menyangkut hubungan warga ASEAN serta pengertian dan penghormatan terhadap budaya masing-masing. Hal tersebut, menurut Okky, menjadi kunci pencegahan konflik dan kekerasan serta penjadi kunci terbentuknya masyarakat ASEAN yang padu, damai, menghargai HAM dan nilai kemanusiaan. (rol/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sastrawan ASEAN Desak Myanmar Hentikan Kekerasan Atas Rohingya"

Post a Comment