Rupiah Tembus Rp13.500 per Dolar AS, Kadin: Jangan Sampai Terjadi Seperti 98

 Pedagang membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3).  (Antara/Yusuf Nugroho)
Pedagang membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah
Rupiah terus mengalami penurunan nilai tukar. Bahkan saat itu telah menembus Rp 13.500 per dolar AS.

Melemahnya nilai tukar rupiah ini memiliki dampak negatif pada pelaku usaha di dalam negeri. Menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto, akibat melemahnya rupiah di mata dolar AS, para pelaku pengusaha mengalami kerugian yang cukup signifikan hingga 50 persen.

Meski begitu, ia yakin rupiah akan semakin membaik, dan berharap pemerintah menemukan langkah jitu dalam mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah saat ini. "Kita harus tetep yakin, mudah-mudahan pemerintah ada kiat-kiat yang jitu untuk mengkoreksi kecenderungn pelemahan rupiah terus menerus. Janganlah sampai terjadi seperti 98," ujarnya di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (9/6).

Ia juga menghimbau kepada para pejabat tinggi yang berwenang dalam hal ini untuk bisa menahan diri dan tidak membuat pernyataan-pernyataan yang menakutkan. Menurutnya, pernyataan yang dipandangnya sebagai hal yang mengkhawatirkan itu akan membuat para investor kebingungan.

"Yang ini ngomong gini, yang itu ngomong gitu. Kita harus perbaiki iklim usaha  dan iklim investasi," ungkapnya.

Menurutnya, iklim usaha dan investasi jangan sampai terganggu karena dengan melemahnya perekonomian dan pertumbuhan maka yang terjadi adalah ketidakmampuan kita untuk ciptakan lapangan kerja. ia nilai ini sebagai hal yang berbahaya. Ia mengharapkan pemerintah mampu menjaga investasi agar tetap deras masuk di Indonesia, dan juga tidak lupa untuk meningkatkan ekspor.

"Sektor riil harus kita dorong terus, karena hanya dari situ kita bisa ciptakan lapangan kerja," tegasnya. (rol/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rupiah Tembus Rp13.500 per Dolar AS, Kadin: Jangan Sampai Terjadi Seperti 98"

Post a Comment