“Itu perusahaan-perusahaan yang melapor ke kami, yang tidak lapor mestinya lebih banyak,” kata Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Sidoarjo Totot Hargianto (Tempo, 3/9).
Ia mengatakan dampak pelemahan rupiah sangat mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang menggantungkan produksinya dari bahan baku impor. “Khususnya perusahaan plastik dan baja karena di situ banyak menyerap tenaga kerja,” ujarnya.
Akibatnya, kata totot, ribuan buruh terpaksa dirumahkan. Dia memperkirakan ada sekitar 4.000 buruh yang di-PHK. “Dari PT Philips Indonesia saja sudah sekitar 3.000,” ujarnya.
Selain itu, perusahaan lain yang sudah gulung tikar adalah PT Pamenang Teguh Sejati, PT Kolang Citra Abadi, PT Adi Kreasi Eka Prakarsa, PT Tri Cipta Buana Karsa, CV Dirgahayu, PT Rajawali Tanjungsari Engineering, dan PT Omega Plastik.
Kondisi melemahnya rupiah saat ini membuat Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Sidoarjo semakin gusar. Sebab, menurut mereka, 60 persen dari 3.000 perusahaan yang ada di Sidoarjo sebagian besar menggunakan bahan baku impor. Adapun sebagian perusahaan juga tak sanggup lagi membayar upah minimum secara penuh sesuai ketentuan yang berlaku. (Eramuslim)
0 Response to "PHK Massal Terus Terjadi, PT. Philips Indonesia Rumahkan 3.000 Buruh Pribumi"
Post a Comment