Moshe Katsav, bekas presiden Israel terpidana kasus pemerkosaan dan
pelecehan seksual, meminta pengampunan dari kepala negara. Demikian
dikatakan kantor Presiden Reuven Rivlin hari Ahad (8/5/2016) seperti
dilansir AFP.
“Sebuah permintaan pengampunan tiba di kantor presiden hari ini,” kata kantor Presiden Reuven Rivlin dalam pernyataan singkat.
“Seperti kebiasaan setiap permintaan pengampunan, permohonan itu telah disalurkan ke departemen hukum kantor kepresidenan,” imbuh pernyataan itu.
Katsav, Yahudi asli Iran yang bermigrasi bersama orang tuanya ke Israel pada 1951, merupakan presiden pertama Zionis Israel yang dijebloskan ke penjara. Tahun 2011 dia divonis tujuh tahun penjara atas dua dakwaan pemerkosaan dan pelecehan seksual, tindakan tidak senonoh, serta tindakan menghalangi hukum.
Bulan lalu permintaannya agar dibebaskan dari dalam sel lebih awal ditolak. Tokoh Zionis berusia 70 tahun itu dianggap tidak menyesali perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya.
“Terpidana (justru) menampakkan dirinya sebagai korban dan terus-menerus mengalihkan tanggung jawab ke pihak lain atas apa yang dialami dirinya,” kata kantor Kementerian Kehakiman menyusul penolakan pembebasan lebih awal Katsav tersebut.
Sebelumnya, Dewan pembebasan bersyarat pada hari Rabu (6/4/2016) menolak permintaan pembebasan dini mantan Presiden Israel Moshe Katsav yang dibui karena kasus pemerkosaan dan tindak kejahatan seksual lainnya.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Kehakiman mengumumkan penolakan itu, dengan mengatakan bahwa dewan mendapati Katsav “tidak menunjukkan penyesalan dan tidak menunjukkan simpati terhadap para korbannya,” lapor AFP.
Katsav, yang sedang menjalani hukuman 7 tahun penjara mulai 2011, tetap bersikukuh mengatakan dirinya tidak bersalah, meskipun dia pada tahun 2010 oleh pengadilan dinyatakan terbukti bersalah melakukan 2 tindak pemerkosaan, pelecehan seksual, perbuatan-perbuatan yang tidak patut, serta tindakan menghalangi hukum.
Dalam persidangan kasusnya selama 18 bulan, terungkap bahwa Katsav, sebagaimana dituduhkan, sering melakukan penyiksaan dan dipandang sebagai predator seks yang kerap melecehkan para staf wanitanya.
Tindakan bejat dan tidak senonoh yang dilakukan Katsav tersebut kabarnya terjadi sejak dia masih menjabat sebagai menteri pariwisata hingga duduk sebagai presiden.
Moshe Katsav dilahirkan dengan nama Musa Qasab di Yazd, Iran pada Desember 1945. Dia bersama keluarganya yang asli Yahudi Iran bermigrasi dari Teheran ke Israel pada tahun 1951. Karir politiknya dirintis melalui Partai Likud.
Katsav terpilih menjadi Presiden Israel tahun 2000. Berbulan-bulan dia menghadapi tuntutan mundur, sebelum akhirnya terpaksa meletakkan jabatan pada tahun 2007.
Katsav kemudian digantikan oleh penerima Nobel Perdamaian dan politisi senior Zionis, Shimon Peres, yang dilantik dengan upacara meriah. (Hidayatullah)
“Sebuah permintaan pengampunan tiba di kantor presiden hari ini,” kata kantor Presiden Reuven Rivlin dalam pernyataan singkat.
“Seperti kebiasaan setiap permintaan pengampunan, permohonan itu telah disalurkan ke departemen hukum kantor kepresidenan,” imbuh pernyataan itu.
Katsav, Yahudi asli Iran yang bermigrasi bersama orang tuanya ke Israel pada 1951, merupakan presiden pertama Zionis Israel yang dijebloskan ke penjara. Tahun 2011 dia divonis tujuh tahun penjara atas dua dakwaan pemerkosaan dan pelecehan seksual, tindakan tidak senonoh, serta tindakan menghalangi hukum.
Bulan lalu permintaannya agar dibebaskan dari dalam sel lebih awal ditolak. Tokoh Zionis berusia 70 tahun itu dianggap tidak menyesali perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya.
“Terpidana (justru) menampakkan dirinya sebagai korban dan terus-menerus mengalihkan tanggung jawab ke pihak lain atas apa yang dialami dirinya,” kata kantor Kementerian Kehakiman menyusul penolakan pembebasan lebih awal Katsav tersebut.
Sebelumnya, Dewan pembebasan bersyarat pada hari Rabu (6/4/2016) menolak permintaan pembebasan dini mantan Presiden Israel Moshe Katsav yang dibui karena kasus pemerkosaan dan tindak kejahatan seksual lainnya.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Kehakiman mengumumkan penolakan itu, dengan mengatakan bahwa dewan mendapati Katsav “tidak menunjukkan penyesalan dan tidak menunjukkan simpati terhadap para korbannya,” lapor AFP.
Katsav, yang sedang menjalani hukuman 7 tahun penjara mulai 2011, tetap bersikukuh mengatakan dirinya tidak bersalah, meskipun dia pada tahun 2010 oleh pengadilan dinyatakan terbukti bersalah melakukan 2 tindak pemerkosaan, pelecehan seksual, perbuatan-perbuatan yang tidak patut, serta tindakan menghalangi hukum.
Dalam persidangan kasusnya selama 18 bulan, terungkap bahwa Katsav, sebagaimana dituduhkan, sering melakukan penyiksaan dan dipandang sebagai predator seks yang kerap melecehkan para staf wanitanya.
Tindakan bejat dan tidak senonoh yang dilakukan Katsav tersebut kabarnya terjadi sejak dia masih menjabat sebagai menteri pariwisata hingga duduk sebagai presiden.
Moshe Katsav dilahirkan dengan nama Musa Qasab di Yazd, Iran pada Desember 1945. Dia bersama keluarganya yang asli Yahudi Iran bermigrasi dari Teheran ke Israel pada tahun 1951. Karir politiknya dirintis melalui Partai Likud.
Katsav terpilih menjadi Presiden Israel tahun 2000. Berbulan-bulan dia menghadapi tuntutan mundur, sebelum akhirnya terpaksa meletakkan jabatan pada tahun 2007.
Katsav kemudian digantikan oleh penerima Nobel Perdamaian dan politisi senior Zionis, Shimon Peres, yang dilantik dengan upacara meriah. (Hidayatullah)
0 Response to "Mantan Presiden Israel Terpidana Kasus Pemerkosaan Minta Diampuni"
Post a Comment