Tifatul: Media Bisa Jadi Juru Damai atau Jadi Provokator

Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring

NUSA DUA - Kerja media ibarat dua sisi mata uang. Bisa berdampak positif, bisa juga negatif. Semua itu, bergantung pada niat baik dan kemampuan seorang pewarta dalam menyajikan informasi.

Demikian dikatakan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Tifatul Sembiring  pada pembukaan Global Media Forum The Role of Media in Realizing the Futur We Want fo All di Nusa Dua, Bali, Selasa (26/8).

Menurut Tifatul, dalam pemberitaan konflik media bisa memerankan diri sebagai juru damai atau memilih menjadi provokator.


"Media mengungkapkan dan mencegah perpecahan menonjolkan hal-hal yang bersifat perdamaian," ujar Tifatul.

Dalam konteks tersebut, Tifatul mengatakan kegiatan Global Media Forum yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi dengan UNESCO sangat penting dalam membangun pemahaman tentang peran media bagi masa depan.

Menurut mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, Indonesia sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia sangat membutuhkan kerja media yang menyehatkan kehidupan. "Media harus menjadi inspirasi, mendidik, dan solusi persoalan," katanya.

Global Media Forum dibuka pada 25-28 Agustus 2014. Acara ini diikuti oleh para penggiat media dari berbagai negara dan akan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekjend PBB, Ban Ki Moon. "Ini kerjasama dengan UNESCO akan dihadiri SBY dan Sekjend PBB," ujar Tifatul.

Tifatul menambahkan bahwa media berperan penting dalam mendorong kemajuan masyarakat dunia di berbagai bidang. Pemecahan masalah kemiskinan, kebodohan, dan kesejahteraan menjadi tantangan tak terpisahkan dari peran media.

"Media mesti terjun dalam membangun keadilan, keberpihakan kepada rakyat kecil, dan kesejahteraan," katanya. (ROL/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tifatul: Media Bisa Jadi Juru Damai atau Jadi Provokator"

Post a Comment