Dilema Supriansyah, Sahabat Samad Tapi Harus Ungkap Pertemuannya dengan Petinggi PDIP

Dilema Saksi 'Rumah Kaca': Abraham Samad Sahabat Saya
Pemilik unit Apartemen The Capital Residence Supriansyah (tengah) usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/1). (ANTARA/Reno Esnir)

Pemilik unit Apartemen Capital Residence SCBD, Supriansyah mengaku kenal baik dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad. Pertemanannya dengan Abraham berawal saat masih aktif sebagai aktivis di Makassar.

Saat berbincang dengan tvOne, Sabtu 31 Januari 2015, Supriansyah menjelaskan awal mula pertemannya dengan Abraham Samad.

"Beliau memimpin organisasi antikorupsi di sana. Saya juga memimpin organisasi, tapi bukan antikorupsi. saya juga ketua Granat (Gerakan Nasional Anti Narkotika) di Makassar. Di situlah saya kenal beliau," ujar Supriansyah.

Kemudian, pada 2008, Supriansyah lebih dulu hijrah ke Jakarta. Baru kemudian, pada 2011, Abraham Samad ke Jakarta karena terpilih menjadi Ketua KPK.

"Saya duluan ke Jakarta. Sampai di Jakarta ini, terbatas teman saya. Kemudian pada 2011 akhir, beliau terpilih jadi ketua KPK. Saya bertemu dengan dia. Hubungan itu berjalan dengan baik sampai sekarang," tuturnya.

Supriansyah tahu betul, Abraham sangat selektif dalam memilih teman dan tidak mudah mempercayai orang. Sehingga, ketika ada pertemuan dengan petinggi PDIP itu, Supriansyah tidak menaruh curiga. Karena, dia yakin, Abraham mampu menjaga diri dengan statusnya sebagai Ketua KPK.

"Itulah yang barangkali Pak Abraham Samad senang dengan saya, karena saya tidak mencampuri urusannya. Saya sih menganggap, karena Pak Abraham jauh lebih hebat dari saya. Saya percaya betul Pak Abraham mampu berbuat lebih baik. Nggak pernah saya bertanya bertemu dengan siapa, saya nggak pernah," ujar Supriansyah.

Namun, saat ini dia tidak menyangka hubungan pertemanannya dengan Abraham Samad terancam akibat adanya pertemuan dengan petinggi PDIP di apartemennya itu. Meski begitu, dia tidak bisa lari dari kebenaran.

"Saya nggak pernah menyangka. Apalah saya ini. Sampai saya diperiksa polisi. Di polisi saya dipanggil, tapi saya mangkir. Beberapa kali saya mangkir, saya bisa dipidana. Akhirnya saya datanglah panggilan itu. Saya tuan rumah. Di situlah saya sampaikan. Benar, saya mengakui yang saya saksikan," katanya.


Dia mengaku mendapat dukungan dari teman-temannya di beberapa daerah karena telah mengungkapkan kebenaran pertemuan itu. Tapi tidak sedikit yang marah. Supriansyah pun meminta maaf kepada semua pihak, terutama kepada kawan-kawannya karena telah berbicara apa adanya.

"Bahwa ini adalah keterpaksaan saya. Saya sedih. Kalau dikatakan kenapa saya harus jujur, artinya memang ada pertemuan," ucap Supriansyah menahan tangis.

Supriansyah pun mempersilakan semua pihak untuk menyalahkan pengakuannya. "Karena memang kejujuran tidak dihargai orang. Sakit, mulas jadinya saya. Saya tidak enak dengan Pak Abraham. Saya sahabatnya. Jadi sakit semua badan saya, nggak bisa tidur saya," tuturnya.

Pertemuan antara Abraham dengan petinggi PDIP di apartemennya digelar dua kali. Pertemuan keduanya dihadiri oleh Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

"Seingat saya dua kali datang. Pak Tjahjo Kumolo satu kali saja. Pertemuan selanjutnya kalau tidak salah ada Pak Maruarar Sirait. Tapi Pak Hasto datang," kata Supriansyah.

Supriansyah adalah saksi kasus dugaan pelanggaran Pasal 36 juncto Pasal 65 Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi yang dilakukan Abraham Samad.

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) telah memeriksa Supriansyah, Jumat 30 Januari 2015. Dia diperiksa dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Supriansyah mengaku saat ini tengah berada di antara dua pilihan. "Pilihan pertama, saya harus jujur. Tapi ada yang kecewa, mencaci maki saya. Pilihan kedua, kalau saya bohong, saya membohongi diri saya, diborgol saya kalau memberi keterangan palsu," ujar Supriansyah. (viva/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dilema Supriansyah, Sahabat Samad Tapi Harus Ungkap Pertemuannya dengan Petinggi PDIP"

Post a Comment