Tepat tanggal 7 Maret 2015 ini. Kota Jayapura genap
berusia 105 tahun. Mungkin masih banyak dari kita yang belum mengetahui sejarah
dari kota kita tercinta ini. Berikut ini redaksi himpunkan sejarah Kota
Jayapura dari berbagai sumber. Semoga menambah wawasan dan menambah rasa cinta
kita kepada kota di ujung timur indonesia.
Secara geografis, Kota Jayapura terletak di bagian utara
Provinsi Papua berada pada 1°28”17,26”LS - 3°58’082”LS dan 137°34’10,6”BT -
141°0’8’22”BT. Luas Kota Jayapura adalah 940 km2 atau 940.000 Ha, terdiri dari
5 distrik, terbagi habis menjadi 25 kelurahan dan 14 kampung.
Sebelum Belanda masuk ke Kota Jayapura pada tahun 1910
yang dianggap sebagai tahun lahirnya Kota Jayapura, sudah ada penduduk yang mendiami
kota wilayah ini yaitu penduduk asli Jayapura terdiri dari suku Tobati,
Kayubatu, dan Kayupulo. Saat itu masyarakat asli memberikan nama kota Jayapura
dengan sebutan Bau O Bwai yang berasal dari bahasa asli Kayupulo, secara
populer dibaca Numbay.
Jauh sebelum Belanda masuk, penduduk Jayapura sudah
berhubungan dengan daerah lainnya di Indonesia, terutama Kesultanan Tidore.
Secara khusus kesultanan Tidore mengutus Habib Muhammad Asghar untuk menyebarkan
Islam di Jayapura. Habib Muhammad Asghar
sebenarnya adalah ulama berasal dari
Bagdad yang di utus oleh kesultanan Turki yang di minta kesediaaannya untuk
menyiarkan ajaran islam di Jayapura oleh kesultanan Tidore. Beliau masuk ke Jayapura pada tahun 1867 setelah berada di Tidore selama
kurang lebih setahun. Habib muhammad kecil membangun madrasah dan mushollah
pertama di kota Jayapura dengan
murid-murid berasal dari Jayapura, Sarmi dan bahkan dari Serui.
Dakwah Islam mengalami kemunduran dengan meninggalnya Habib
Muhammad Asghar tahun 1908 dan dimakamkan di belakang bekas Kantor Asuransi di
APO. Murid-muridnya pun tidak bisa lagi mengembangkan dakwah Islam ketika
Belanda masuk ke Jayapura pada tahun 1910.
Kemudian pada saat lahirnya Holandia di mana saat itu
awalnya kota Jayapura hanyalah satu Pos Pertahanan Tentara Belanda di Kawasan
Pasifik. Pemerintah Belanda untuk pertama kalinya menempatkan petugas bernama P
Windhowerdi Pulau Mettu Debbi, sebuah pulau kecil di Teluk Youtefa pada tahun
1908. Pada tahun 1910, pos tersebut dipindahkan ke area muara kali Numbay,
sebuah kali kecil yang bermuara di Teluk Yos Sudarso oleh Kapten Infantri FJP
Sachse. Area muara kali Numbay ini diberi nama Hollandia dalam sebuah upacara
resmi tanggal 7 Maret 1910. Tanggal
inilah yang dianggap sebagai hari lahir Kota Jayapura.
Nama Hollandia itu sendiri menurut menurut Sachce berasal
dari dua kata yaitu “holl” yang berarti lengkung atau teluk dan “land” artinya tanah. Sehingga Hollandia artinya
tanah yang melengkung atau tempat berteluk. Nama Hollandia bertahan hingga
tahun 1962 seiring dengan diturunkannya bendera Kerajaan Belanda pada 31
Desember 1962.
Kota Jayapura Tempo Doeloe |
Setelah Papua (Iria Jaya) secara definitif kembali ke
pangkuan Indonesia pada 1 Mei 1963, nama Hollandia diganti menjadi Kota Baru
(tahun 1963-1969), kemudian berganti nama menjadi Soekarnopura (tahun
1969-1975), dan Jayapura (tahun 1975-sekarang). Dengan demikian sebelum menjadi
Jayapura, tersebut sudah empat kali mengalami perubahan nama.
Sejarah Pemerintahan Kota Jayapura
Pemerintahan Kota Jayapura merupakan pemekaran dari
ibukota Kabupaten Jayapura menjadi Kota Administratif Kotif), berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 1979 tanggal 28 Agustus 1979 tentang pembentukan
Kotif Jayapura. Pelaksanaan dari PP tersebut dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 5 Tahun 1979 dan Instruksi Mendagri
Nomor 30 Tahun 1979. Kota Jayapura menjadi Kotif pada 14 September 1979
diresmikan oleh H Amir Machmud, Mendagri waktu itu. Pada hari yang sama
dilantik Drs Florens Imbiri sebagai Wali Kota Jayapura oleh H Soetran, Gubernur
Irja waktu itu.Kota Jayapura menjadi Kotif pertama di Irja dan ke-12 di Indonesia.
Wali Kota Jayapura kedua dijabat Drs Michael Manufandu.
Jayapura Tempo Doeloe |
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1993 Kotif
Jayapura menjadi Kotamadya oleh Mendagri Yogie SM bertempat di lapangan Mandala
Jayapura, 21 September 1993. Pada hari itu juga dilantik Drs R Roemantyo
sebagai Wali Kotamadya Jayapura. Roemantyo kemudian digantikan oleh MR Kambu
sampai dua periode, hingga saat ini yang menjadi Wali Kota Jayapura adalah Dr.
Benhur Tommy Mano, MM dan Wakil Wali Kota Dr. Nuralam, M.Si.
Dalam masa pemerintahannya, Benhur Tommy Mano membuat
sebuah motto bagi kota Jayapura yaitu “HEN TECAHI YO ONOMI T’MAR NI HANASED”
yang artinya “Satu Hati Membangun Kota Untuk Kemuliaan Tuhan.” Semoga kota ini
bisa terus membangun dirinya sesuai dengan motto tersebut dan juga Visi Kota Jayapura
yaitu “Terwujudnya Kota Jayapura yang beriman, sejahtera, maju, mandiri dan
modern berbasis kearifan lokal.” Semoga.
0 Response to "Menilik Sejarah Kota Jayapura di Hari Jadinya ke-105"
Post a Comment