Mahasiswa Di Seantero Negeri Bergerak Mendemo Jokowi

Aksi bergelombang mahasiswa mendemo pemerintahan Joko Widodo sebagai bentuk ketidakpuasan atas kinerjanya yang semakin buruk terjadi di seantero negeri. Berikut ini beberapa demo di antaranya.

Mahasiswa IPB ke Istana Bogor

Mahasiswa IPB ke Istana Bogor, Demo Kisruh KPK Polri hingga Harga Beras

Demo diawali di depan DPRD Bogor, kemudian bergerak ke Istana Bogor, Jalan Juanda Bogor, Rabu (19/3/2015) sore. Dalam aksinya, para mahasiswa sempat melakukan aksi teatrikal tentang warga miskin di Indonesia dan soal pelemahan terhadap penegak hukum KPK dan Polri.

Di depan pintu 2 Istana Bogor, mereka berorasi bergantian. ""Kami menolak secara tegas terhadap kucuran dana sebesar 1 triliun untuk setiap parpol. Mereka seharusnya sudah punya biaya sendiri untuk membangun parpolnya masing-masing, bukan diberikan dana yang datangnya dari rakyat," kata Presiden Mahasiswa IPB, Mochamad Afif.

"Lebih baik dana itu untuk mensejahterakan rakyat. Masih banyak rakyat yang kebutuhannya belum terpenuhi," imbuhnya.

Mahasiswa juga menuntut Presiden Jokowi bersikap tegas dalam penyelesaian kisruh antara KPK dan Polri. Mereka menilai KPK dan Polri sama-sama dibutuhkan.

Selain itu, mahasiswa meminta Presiden Jokowi membuat kebijakan strategis, mulai dari masalah kesejahteraan hingga pemberantasan korupsi. "Harga beras saat ini sudah sangat memberatkan rakyat. Kami minta pemerintah segera menstabilkan harga bahan-bahan pokok," katanya.




Mahasiswa Riau Demo Bawa Boneka Jenazah Jokowi 


Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau menggelar unjuk rasa di kantor DPRD Riau, Selasa (17/3/2015).

Dalam tuntutannya, para mahasiswa menyatakan keresahan mereka atas banyaknya persoalan yang melanda Indonesia sejak pemerintahan Jokowi-JK. Dalam kesempatan itu, para mahasiswa mendesak penyelesaian masalah KPK-Polri, mengecam dan mendesak pemerintah menurunkan harga bahan pokok, mendesak nasionalisasi aset Blok Rokan dan Mahakam, dan pemberantasan mafia migas.

Di kesempatan itu, para mahasiswa juga membawa boneka jenazah yang dibalut kain kafan, dan diberi tulisan merah, dengan tulisan 'JOKOWI'. Para mahasiswa juga meminta Wakil Ketua DPRD Riau, Sunaryo, yang menyambut mereka pagi ini, untuk menjadi imam dalam salat jenazah boneka tersebut, sebagai tanda bahwa pemerintahan Jokowi-JK sudah tiada.

"Kalau bapak tidak mau menjadi imamnya, kami tetap akan lakukan salat jenazah," ujar presiden mahasiswa UIR, Robi Rendra.

Mahasiswa UNS Solo Demo: Pak Jokowi Ayo Pulang Kampung

Mahasiswa UNS Solo Demo: Pak Jokowi Ayo Pulang Kampung
 
Ribuan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS melakukan demonstrasi di depan kampus di Jalan Ir. Sutami, Jumat (20/3/2015)

Para mahasiswa ini melakukan aksi demo usai melantik pengurus BEM yang baru di bulevard kampus UNS. Pada aksi demonya, para mahasiswa menuntut supaya Presiden Joko Widodo 'Pulang Kampung'.

"Kami akan mengawal pemerintahan Jokowi, tetapi sudah 150 hari pemerintahannya banyak keputusan dan kebijakannya yang sangat janggal dan merugikan masyarakat," ujar Presiden BEM UNS, Eko Pujianto.

Eko menambahkan ada delapan tuntutan yang harus secepatnya dipenuhi oleh mantan Wali Kota Solo ini. Kedelapan tuntutan yakni menurunkan harga bahan pokok, mengembalikan subsidi BBM (bahan bakar minyak), bersikap tegas berantas korupsi hingga menguatkan nilai tukar rupiah.

Selain itu, Jokowi diharapkan bisa melakukan nasionalisasi asset negara, bersikap pro kepada rakyat dan tidak dipengaruhi kepentingan politik, mewujudkan janji Trisakti (berdaulat, mandiri,  berkepribadian), hingga menghentikan pencitraan media dan benar-benar bekerja nyata.

"Kami masih percaya pada Pak Jokowi, tetapi kami merasa pesimis. Untuk itu, kami akan mengirimkan surat ke beliau terkait tuntutan ini," sambungnya.

Jika delapan tuntutan ini tidak segera dipenuhi, BEM UNS ingin Jokowi Pulang Kampung saja atau meletakkan jabatannya.
  
Mahasiswa Bandung Demo Jokowi

Ribuan mahasiswa di Bandung, Senin, 16 Maret 2015 menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat. Dalam aksinya para mahasiswa yang berasal dari sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Jawa Barat itu mengkritik kinerja pemerintahan Jokowi-JK yang buruk.

Para mahasiswa juga memampang spanduk besar berupa 'Surat Peringatan' (SP) pertama untuk Jokowi-JK. Melalui SP itu, mahasiswa menuntut pemerintah mengembalikan subsidi BBM, menurunkan harga berbagai barang kebutuhan pokok, menstabilkan nilai tukar rupiah, serta menasionalisasikan aset negara.

Ratusan mahasiswa UI demonstrasi tuntut 4 hal ini ke Jokowi

 
Ribuan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Depok berkumpul di kampus Salemba, Jakarta. Ratusan mahasiswa terlihat hadir dalam rangka menyerukan gerakan anti korupsi.

Pantauan merdeka.com, Jumat (20/3), mahasiswa BEM UI itu datang tiba sekitar Pukul 13.40 WIB. Mereka serukan luangkan waktu satu hari untuk gerakan anti korupsi.

"Ini bukan soal Abraham Samad, Ini bukan Bambang Widjojanto, ini bukan soal KPK. Ini soal hidup kita, ini soal hak kita," ucap perwakilan alumni UI yang sedang berorasi.

"Kalau Pak Jokowi berani mengeksekusi para narkoba. Tapi korupsi itu sebenarnya jauh lebih jahat dari itu," tutur dia.

Dalam aksinya, BEM UI se-Indonesia menyatakan sikap untuk melawan koruptor dan segala bentuk pelemahan pemberantasan korupsi. Mereka pun mengajukan beberapa tuntutan kepada pemerintahan Jokowi-JK.

Mahasiswa meminta agar pemerintah perkuat KPK sebagai lembaga pembawa gerbong rezim antikorupsi. Kedua, reformasi Polri dan lembaga peradilan demi terwujudnya institusi yang bebas KKN. Ketiga, bersihkan demokrasi dari oligarki. Keempat, turunkan harga dengan memberantas mafia

Operasi Senyap Jokowi-Pengusaha Bungkam Pers tak Tayangkan Demo Mahasiswa

Hampir setiap daerah kota/kabupaten serta provinsi mahasiswa melakukan demo terkait kinerja Jokowi yang dinilai tak becus. Tapi media-media mainstream bungkam tak meliput beritanya. Ada apa dengan media?

Dikutip dari Intelijen (20/3), bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibantu pengusaha terkenal sedang menjalankan operasi senyap untuk membungkam pers agar tidak mempublikasi demo mahasiswa menentang Jokowi-JK.

“Jika aksi mahasiswa IPB pada Kamis (19/3) tidak diekspose media mainstream, berarti isu yang berkembang ada pengusaha yang melakukan pembungkaman media yang expose berita kritis dan aksi


penurunan Jokowi-JK benar adanya,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen, Jumat (20/3).

Menurut mantan aktivis ITB era 80-an ini, cara yang dilakukan Jokowi dengan membungkam media merupakan kejahatan terhadap demokrasi dan pers.

“Berarti pers telah menjadi salah satu instrumen Kapitalis yang membungkam suara-suara Rakyat,” paparnya.

Lanjut Muslim, hanya saja perlu di ketahui, kebenaran dan keadilan tidak bisa dibungkam oleh siapapun termasuk Rezim Jokowi yang ditopang para kapitalis.

“Karena bicara kebenaran dan keadilan adalah fitrah manusia, siapa pun ia. Jadi percuma saja, upaya pembungkman suara kritis rakyat,” paparnya.

Kata Muslim, justru semakin kuat rakyat dibungkam, maka akan semakin keras berteriak.

“Di sosial media seperti Twitter, Facebook akan menjadi alat utama perjuangan. Di negara-negara diktator dan otoriter, media harus tunduk kepada penguasa atau dipaksa tunduk. Ketika terjadi Arab Spring, sosial media menjadi alat handal menumbangkan rezim-rezim tersebut,” pungkasnya.

 
(berbagai sumber)

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Mahasiswa Di Seantero Negeri Bergerak Mendemo Jokowi"

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete