Ekonomi Indonesia Mendekati Lampu Merah

Pemerintah jangan meremehkan keadaan ekonomi Indonesia saat ini. Terlebih sudah ada banyak faktor yang seharusnya bisa membuat pemerintah‎ sadar Indonesia perlu perbaikan secara ekonomi.

Begitu kata Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo dalam acara diskusi di Cikini, Jakarta (Rabu, 15/7).

"Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang hampir tembus Rp 14.000, makin berkurangnya sektor riil yang berpotensi akan menyebabkan bertambahnya pengangguran, dan melonjaknya harga bahan pokok merupakan indikasi-indikasi ekonomi Indonesia melemah," ujarnya.

Terlebih, saat ini tidak ada satupun kekuatan ekonomi yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti di tahun 1970-an Indonesia terbantu dengan oli boom. Akhir 1990-an Indonesia ditopang basis Industri sektor manufaktur yang berkembang sehingga banyak investasi masuk ke tanah air.

Namun, saat ini Indonesia justru menjadi negara pengimpor minyak, basis industri manufaktur menurun drastis dan bergeser dari negara produksi menjadi negara konsumsi.

"Bahkan berbagai jenis bahan pokok yang menjadi makanan utama bangsa kita pun sudah impor seperti beras, kedelai garam, cabe dan lainnya. Jadi kalau dilihat ekonomi kita sekarang sudah lampu kuning mendekati lampu merah," sambungnya.‎

Oleh karena itu, HT meminta agar pemerintah memberikan respon terhadap permasalahan ekonomi bangsa ini.

"Banyak konsep yang disampaikan hanya sebatas wacana dan pencitraan serta tidak menyentuh solusi yang dibutuhkan. Jika pemerintah tidak hati-hati target pembangunn tidak akan tercapai. Indonesia perlu solusi yang tepat dan dilakukan dengan cepat dan jangan anggap remeh situasi saat ini," tandasnya. (RMOL)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ekonomi Indonesia Mendekati Lampu Merah"

Post a Comment