Kebakaran terjadi dalam konser bertemakan pelangi di Kota Taipei Taiwan.
Berbagai media independen Asia menyatakan bahwa, sebanyak 500 peserta pesta
“Color Play” yang kebanyakan berusia 20 tahunan itu terkena luka bakar serius
dan 1 orang tewas seketika. Sementara berbagai media sekuler di Amerika Serikat
mengklaim bahwa tidak ada keterkaitan apapun antara pesta itu dengan aktivis
gay manapun, Ahad (28/6/2015).
Namun di
lain pihak, media pengusung LGBT Natural News melaporkan, “Disinyalir
konser tersebut merupakan pesta yg diselenggarakan kaum pecinta sesama jenis
(gay) Taiwan.” Hal tersebut diungkapkan NN dengan sebuah catatan bahwa data
yang mereka sampaikan 100% benar.
Lantas,
mengapa pemerintah AS melarang media sekulernya mengungkap fakta bahwa konser
gay itu diadakan untuk merayakan pengesahan UU Pernikahan Sesama Jenis pada
Selasa (26/6) oleh Mahkamah Agung negaranya sendiri?
Padahal, NN
mengonfirmasikan bahwa aktivis hak LGBT Taiwan Zong Ji Lu yang mengorganisir
acara tersebut telah ditangkap aparat setempat dan asetnya telah disita.
Bahkan, sekarang dia didakwa sebagai kriminal karena melanggar undang-undang di
Taiwan.
Pun jika dia
ingin bebas, maka dana tebusannya sebesar 1 juta dolar Taiwan. Layaknya seorang
teroris, aktivis pendiri Gay Rights Taiwan itu dikenai sanksi berupa;
pelarangan bepergian ke luar negeri dan penyitaan aset, akibat menyelenggarakan
“pesta pelangi” yang menyebabkan terlukanya 500 peserta gay.
Sementara
karena alasan budaya, NN melansir bahwa para keluarga korban tidak menginginkan
anak-anaknya diketahui publik sebagai gay, yang dilarang oleh pemerintah
Taiwan. Mereka mendukung pihak media untuk menurunkan berita yang mengemukakan
“pesta gay” itu, sebagaimana yang terjadi pada media Nanzao.
Di lain
pihak, NN Taiwan menyatakan bahwa sebagian besar peserta tidak menyadari bahwa
acara tersebut identik dengan pesta gay. Padahal, kata “pelangi” digunakan oleh
penyelenggara kegiatan untuk mencerminkan “gay pride” (kebanggaan gay) yang
mewakili perbedaan pilihan hidup dan universalitas.
Ternyata, NN
yang mengaku mengusung universalitas menegaskan bahwa, pihak politikus kiri AS
merasa “malu” bahwa UU Pernikahan Sesama Jenis yang disahkan Mahkamah
Konstitusi negaranya dirayakan oleh para LGBT Taiwan. Yang sebaliknya banyak
dikecam oleh warga AS sendiri yang konservatif.
Jadi,
kecelakaan yang disebabkan oleh penyebaran api melalui partikel metalik
warna-warni itu sebuah kebetulan? Ini rupanya dikesampingkan masyarakat. Meski
secara ilmiah dan berdasarkan penyelidikan ini disebabkan kesalahan teknik atau
bahkan kejahatan, dimana di lokasi ditemukan barang bukti pemantik. Namun,
berbagai pihak konservatif menngaitkannya dengan adzab Tuhan. (Arrahmah)
0 Response to "(Video) Konser di Taipei, 500 Gay Terbakar Tiba-tiba"
Post a Comment