Muslim Papua Nugini |
"Secara bahasa mereka lebih mudah. Dan sekarang ini, ada kecurigaan setiap pendatang berniat mengajak warga asli memeluk Islam. Kecurigaan itu tentu menghambat," kata Sumadi, Jumat (25/9).
Sumadi mengakui, untuk memenuhi kebutuhan ideal tenaga pendidikan Islam di Papua, utamanya Wamena membutuhkan waktu. Sementara, pertumbuhan umat Islam lebih cepat.
"Begini, setiap berdakwah kepada ratusan warga lokal ada puluhan yang bersyahadat dan mempertahankan akidahnya. Ini luar biasa, sehingga butuh penjaga akidah," kata dia.
Di Madrasah dan Pesantren di Walesi misalnya, telah menghasilkan lulusan pertahunnya bisa menembus angka 15 orang. Angka ini cukup membahagiakan.
"Masalahnya yaitu, tidak semua mereka yang terdidik kembali ke daerah asalnya," kata dia.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diaktifkan kembali dakwah kampung ke kampung. Memang tantangannya tidak mudah. Ada suara sumbang yang beredar ketika ada dakwah di kampung.
"Tapi saya kira, tinggal bagaimana strateginya saja. Misalnya, dai asli Papua bisa dakwah ke kampung lagi. Ini lebih mudah, karena mereka tidak akan terkena suara sumbang," ucapnya.
Sumadi optimistis regenerasi Muslim Papua terus berjalan. "Optimalkan sumber daya yang ada," ucapnya. (Republika)
0 Response to "Dai Asli Papua Dibutuhkan"
Post a Comment