British Counsil merilis sebuah laporan yang mengidentifikasi pertumbuhan dari 20 pasar ekonomi dan bahasa utama yang digunakan. Bahasa yang akan berkembang dan digunakan dalam kegiatan bisnis diprediksi berasal dari negara-negara BRIC yaitu Brazil, Rusia, India, China.
Laporan itu didasari oleh pertumbuhan pasar ekonomi yan masuk dalam
daftar Bank Investasi Goldman Sachs dan perusahaan jasa keuangan Ernst
& Young.
"Spanyol dan Arab mendapatkan skor tertinggi," laporan British Council menyimpulkan untuk Inggris, dilansir dari Washington Post, Sabtu 26 September 2015.
Namun, ketika mempertimbangkan tren demografi sampai 2050,
sebagaimana yang dirilis Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), hasilnya sangat
berbeda.
Bahasa Hindi, Bengali, Urdu dan Indonesia akan mendominasi sebagian
besar kegiatan bisnis di dunia pada 2050, diikuti oleh Spanyol,
Portugis, Arab dan Rusia. Proyeksi tersebut didasari oleh pertumbuhan
populasi dan bonus demografik yang sedang dialami negara-negara
tersebut.
Meskipun perkembangan demografik tersebut sulit diprediksi, karena
tergantung dengan upaya pemerintahan di negara masing-masing. Bahasa di
negara-negara tersebut, termasuk bahasa Indonesia layak dipelajari oleh
para investor jika ingin mendapatkan keuntungan lebih di pasar ekonomi
dunia.
Laporan tersebut juga menyebutkan, ada beberapa bahasa di negara
berkembang kemungkinan untuk mendunianya sangat kecil di antaranya China
dan Arab Saudi. Sebab, kedua bahasa tersebut memiliki banyak dialek dan
versi, orang asing sulit berkomunikasi apalagi mempelajari bahasa
tersebut.
Meskipun kedua laporan tersebut memberikan tampilan yang
berbeda-beda mengenai arah mana linguistik dunia bisnis akan berkembang.
Namun yang pasti perkembangan bahasa untuk bisnis jauh dari kawasa
Eropa dan Amerika Utara, dan lebih ke arah ke kawasan Asia dan Timur
Tengah. (Viva)
0 Response to "Bahasa Indonesia Diprediksi Dominasi Ekonomi Dunia di 2050"
Post a Comment