Diikuti 7 Negara, Melanesian Culture Festival Digelar di NTT

Sebuah festival budaya Melanesia, Melanesian Cultural Festival (MCF), digelar di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (26/10) hingga Jumat (30/10). MCF merupakan suatu forum bagi masyarakat yang mempunyai pengaruh budaya Melanesia, untuk saling pengertian dan solidaritas di kawasan Melanesia.

Festival ini diikuti tujuh negara yang sebagian penduduknya berasal dari rumpun Melanesia seperti Indonesia, Fiji, Papua Nugini, Solomon Island, Timor Leste, Vanuatu, dan New Caledonia.
“Kita bikin di Kupang karena merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang penduduknya dikategorikan Melanesia. Totalnya ada lima provinsi; yaitu NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kacung Marijan, dalam konferensi pers yang digelar di gedung Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pada festival yang digelar selama lima hari ini, terdapat berbagai kegiatan yang terbagi dalam empat program: konferensi, pertunjukan kesenian, pameran budaya, serta penayangan/festival film. Acara pemutaran film menampilkan pertunjukan film, baik dari nasional maupun internasional. Dari Indonesia, ada film Cahaya dari Timur: Beta Maluku, Atambua 39°C, dan Tanah Mama.

Ketiganya adalah film yang meyuguhkan kisah-kisah dari rumpun Melanesia. Sebagai bintang tamu, hadir aktor Chico Jericho dan aktris Jajang C Noor untuk berdialog dengan para penonton.
Negara Fiji dan New Caledonia juga akan memutar film-film mereka yang berjudul Adi, Monnaine Kanak, dan NgaJila Tjibau Cultural Centre, serta New Caledonia House of Rich.

Tujuan diadakannya pemutaran film ini adalah menginspirasi dan mengembangkan film dalam rangka memperkaya keanekaragaman budaya di Kawasan Melanesia. Selain itu, pemutaran film diharapkan dapat memberikan hiburan dan informasi kepada masyarakat, khususnya penduduk lokal di NTT, dan menunjukan profesionalitas industri film.


Pada program pertunjukan seni budaya akan tampil tari-tarian dari seluruh negara peserta festival. Indonesia sudah menyiapkan tari tradisi dari NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Jecko Siompo bertindak sebagai koreografer dan akan mengkolaborasikan tari-tarian dalam bentuk tari animal pop, yang diiringi musik kontemporer oleh Nyongki Welvaart.
Pameran akan mengambil tema “Spirit of Melanesia” yang menceritakan bagaimana ruh budaya Melanesia menyebar hingga ke NTT. Pameran ini ingin menunjukkan kepada masyarakat, khususnya peserta festival, bahwa ras dan budaya Melanesia saling berhubungan dan menyebar sampai ke wilayah timur Indonesia.

Diharapkan juga dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan saling pengertian dan menerima perbedaan-perbedaan.
Konten pameran meliputi alam, lingkungan, arsitektur, ritual, pakaian, dan perhiasan, makanan, kerajinan, dan maritim. Akan dilakukan juga peluncuran buku berjudul Diaspora of the Melanesian Historical Perspective dalam pada festival ini.

Meluruskan Persepsi

Ide penyelenggaraan festival ini sendiri tercetus dari Kacung Marijan. Ia melihat selama ini telah terjadi salah persepsi bahwa rumpun Melanesia hanya ada di Papua. Kenyataannya, rumpun ini tersebar di dunia, dan populasinya mencapai 40 juta jiwa, dan sekitar 80 persen, bermukim di Indonesia. Realita ini berbeda dari asumsi di dunia, yang beranggapan Melanesia hanya orang Papua dan Papua Barat. “Bahkan, banyak orang di negara luar tidak tahu ternyata di luar Papua banyak juga Melanesia,” ucap Kacung.

Ia pun berharap MCF bisa menjadi sebuah program tahunan. “Nanti akan kami rundingkan dengan negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan berikutnya mereka bisa bergantian menjadi tuan rumahnya,” ujar Kacung. (Sinarharapan)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Diikuti 7 Negara, Melanesian Culture Festival Digelar di NTT"

Post a Comment