Inilah Berbagai Jenis Kudeta Politik

Headline
(Foto: ilustrasi)
Tidak sebagaimana yang diperkirakan awam sebelumnya, ternyata kudeta alias percobaan merebut kekuasaan sebuah negara pun banyak jenisnya. Paling tidak menurut Edward N Luttwak, peneliti senior pada Pusat Kajian Strategis di Washington, DC, ada beberapa jenis, yakni:
 

Putsch

Kudeta jenis ini biasanya terjadi pada saat atau pascaperang. Cirinya dilakukan satu faksi Angkatan Darat. Yang paling dikenal sejarah adalah Bierkeller Putsch (atau juga dikenal sebagai Putsch Mnchen), suatu percobaan nekad partai Nazi untuk menjatuhkan pemerintahan demokratis dan mengambil alih kekuasaan melalui cara pemberontakan. "Putsch" adalah kata Jerman yang bermakna perebutan kekuasaan.
 

Pronounciamiento

Ini adalah kudeta militer ala Spanyol dan Amerika Latin. Bedanya dengan yang pertama, pronounciamiento dilakukan seluruh tentara. Karena dilakukan seluruh tentara, biasanya kudeta jenis ini berlangsung tanpa letupan senjata.

Caranya, beberapa elemen penting Angkatan Bersenjata merebut kontrol negara secara tiba-tiba, terorganisasi dan dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi. Umumnya, pronunciamento didahului oleh periode persiapan yang cukup.

Salah satu contoh pronunciamiento yang sukses adalah pemberontakan September 1868 yang dilakukan Jendral Juan Prim dan Francisco Serrano untuk menggulingkan Ratu Isabella II dari tahta Spanyol.
 

Coup d’Etat (Kudeta)

Upaya penggulingan kekuasaan jenis ini, selain melibatkan militer juga harus melibatkan masyarakat sipil. Kebanyakan penggulingan kekuasaan secara paksa di abad 20 lalu terjadi dengan cara kudeta. Misalnya penggulingan Sultan Qaboos dari Oman pada 23 Juli 1970; penggulingan Omar Hassan al Bashir dari Sudan pada 1989 lalu, penggulingan berkali-kali pemerintahan Thailand dan penggulingan Presiden Mesir Muhammad Mursi.

Khusus kasus penggulingan presiden Mesir pertama hasil pemilu paling demokratis di negara itu, demo massa yang sesungguhnya hanya sebagian kecil dari rakyat Mesir itu telah direkayasa oleh media Barat seolah-olah demo dilakukan oleh sebagian besar penduduk. Artinya media kini telah menjadi bagian dari propaganda kudeta politik. (inilah/kabarpapua.net)
 
 

Subscribe to receive free email updates: