Manakala Berkepentingan, Megawati Baru Mau Komunikasi dengan SBY

Megawati dan SBY saat debat Capres 2009 lalu (Youtube)
JAKARTA – Terlalu gamblang bagi rakyat untuk menyaksikan bahwa terdapat hubungan yang tidak harmonis antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarno Putri. Presiden RI ke-5 dan Presiden RI ke-6 itu bersitegang sejak 2004 silam. Di mana, saat itu SBY pertama kali maju sebagai capres dari partai yang didirikannya, Demokrat. Ketika itu SBY dan pasangannya, Jusuf Kalla (JK), memenangi pilpres. Hal sama terjadi terjadi pada pilpres 2009. SBY menang lagi.

Selama SBY menjadi presiden, Megawati menutup rapat komunikasi dengan SBY.

Kondisi seperti ini ternyata berlanjut menjelang pilpres kemarin. SBY sempat menginginkan berkomunikasi dengan Megawati.

SBY mengatakan selalu menjalin komunikasi dengan berbagai kalangan, termasuk pemimpin dan tokoh masyarakat, untuk membicarakan masalah bangsa, termasuk siap berkomunikasi dengan mantan Presiden yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Sejak dulu, saya ingin berkomunikasi dengan siapapun, termasuk Ibu Megawati, sepanjang baik untuk kepentingan negara, terlebih kita sedang memikirkan siapa pemimpin mendatang," katanya dalam wawancara yang diunggah di jejaring Youtube yang dipantau Antara di Jakarta, sebelum pilpres kemarin.

SBY mengatakan komunikasi dengan mantan Presiden Megawati tentu akan memberikan kebaikan bagi bangsa.

"Kalau Tuhan menakdirkan saya bisa berkomunikasi dengan Ibu Megawati sebagaimana dengan pemimpin lain itu juga bisa menjadi jalan bangsa dan negara kita majukan bersama, tidak harus dalam satu kubu, paling tidak disadari kebersamaan diperlukan kemitraan yang baik diantara pemimpin bangsa untuk masa depan bangsa dan negara kita," katanya.

Berita hasil wawancara video berdurasi 18 menit 28 detik tersebut juga ada laman setkab.go.id yang juga memuat link youtube.‎

Ceritanya sebelum sidang paripurna DPR terkait penentuan pimpinan DPR RI. Karena perolehan suara partai pendukung Jokowi di parlemen tidak dominan, maka PDIP mencoba membujuk rayu seluruh partai koalisi merah putih agar mau membuka komunikasi.

Megawati sendiri mengutus Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, hingga presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk langsung bertemu SBY. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengungkapkan tim yang dikirimnya menemui SBY sebelum sidang paripurna sekitar pukul 01.00 WIB.

Sempat muncul keyakinan PDIP bisa mengusung kadernya menjadi pimpinan di DPR RI. “Saya lihat masih ada peluang hingga sore ini," kata Tjahjo.

Lobi yang dilakukan terkait perubahan Undang-undang MD3 yang mengatur tentang pimpinan DPR-MPR RI. Partai pemenang Pemilu tidak lagi secara otomatis memimpin DPR RI sehingga untuk mendapatkan kursi pimpinan DPR RI PDIP harus merangkul partai lain.


Namun, kini giliran SBY yang enggan menerima para utusan Megawati itu. Pasalnya, menurut juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul seharusnya yang bertemu adalah Megawati dengan SBY, bukan utusan Megawati dengan SBY.

"Presiden ingin bertemu dengan Megawati, tapi Bu Meganya sendiri yang nggak mau. Yang dikirim JK (Jusuf Kalla, Red) dan SP (Surya Paloh, Red), kita maunya ketemu siapa? Bu Mega kan," ujar Ruhut.

Ia melanjutkan dalam pertemuan yang digelar pada Rabu (1/10) malam kemarin,  rencananya akan membahas beberapa hal salah satunya terkait UU Pilkada. Namun karena Megawati menolak bertemu langsung, akhirnya pertemuan itu batal.

Ruhut pun mengaku ikut kecewa dengan sikap Megawati. Menurutnya selama ini Partai Demokrat juga selalu berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan PDIP.

Upaya dari para utusan Megawati itu pun tak membuahkan hasil. Paripurna penentuan pimpinan DPR RI disahkan pada dua oktober dini hari. Paripurna tersebut telah mensahkan pimpinan DPR semuanya dari partai koalisi merah putih.

Ketua DPR dipegang Setya Novanto dari Golkar. Wakil ketua DPR adalah Fadli Zon dari Gerindra, Agus Hermanto dari Demokrat, Taufik Kurniawan dari PAN, dan Fahri Hamzah dari PKS.

Subscribe to receive free email updates: