Setelah dua
periode duduk di DPRD Kabupaten Merauke, kini Kusmanto mendapat kepercayaan
yang lebih besar dari masyarakat untuk duduk di DPRD Provinsi Papua. Kisah mulusnya
ia melenggang ke kursi dewan, hanyalah sebagai efek dari kiprahnya yang tidak
diragukan lagi di tengah-tengah warganya.
Jauh sebelum
dicalegkan, ia telah terbiasa turun di tengah-tengah warganya. Selepas kuliah,
ia memilih tinggal di kampung halaman istrinya di Desa Jagebob 11, Merauke yang
terisolir. Kala itu sebenarnya Kusmanto telah diterima sebagai pegawai honor di
kantor Bulog. Namun, ia lebih memilih menjadi tenaga kontrak sarjana penggerak
pedesaan di kampung transmigrasi. Di wilayah transmigrasi yang terisolir itu, bertahun-tahun
ia mengabdikan diri bagi masyarakatnya. Sehingga saat 2009 ia dicalegkan dari daerah
tersebut ia pun mulus melenggang ke kursi DPRD Merauke.
Saat duduk di
kursi DPRD Kabupaten Merauke, aleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini
adalah satu-satunya anggota dewan yang menolak mobil dinas. Alasannya ialah mobil
Avanza hanya cocok digunakan di kota. Sementara wilayah dakwahnya meliputi
kampung transmigrasi dengan kondisi jalan banyak yang rusak, tidak mungkin
dikunjunginya menggunakan mobil. Selain itu, ia tak sampai hati menikmati
fasiltas mobil tersebut di tengah kehidupan berat masyarakatnya. Ia lebih memilih
tetap menggunakan GL-Max kepunyaannya untuk terus menyapa konstituennya di distrik
Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Bupul (Elikobel), Ulilin dan Muting.
Kusmanto
memiliki caranya tersendiri untuk terus menyapa konstituennya. Ia membina
kelompok-kelompok komunitas dan juga membina hubungan secara personal. Setiap
momentum ia gunakan untuk menyerap aspirasi mereka. Ia sering menggelar makan
bersama warga sembari mendengar keluhan-keluhan mereka. Dari sini, Kusmanto
bisa melakukan advokasi program pemerintah yang diperlukan masyarakatnya. Sebut
saja sejumlah program yang dapat diadvokasinya seperti pengembangan perkebunan karet,
bantuan peternakan sapi, dan membuka akses jalan yang terputus di
wilayah-wilayah terisolasi. Dalam program yang disebut terakhir ini, misalnya
ia pernah memperjuangkan terbukanya akses jalan yang terputus di daerah Muting
yang berjarak sekitar 270 km dari pusat kota.
Lelaki
kelahiran Grobogan, 17 Mei 1973 ini juga memberikan perhatian yang besar bagi
pembangunan rumah ibadah. Dari perjuangannya, kini puluhan kampung di dapilnya
memiliki masjid yang layak, sebut saja di antaranya Masjid Al-Muqarrabin di kampung
Waninggakai dan Masjid Al-Istiqomah di Kampung Waninggapsae. Masjid-masjid itu
direhap kembali dengan bantuan dana sekitar Rp 100 juta hingga 200 juta untuk
setiap masjidnya. Wal hasil, masyarakat di kampung-kampung itu akhirnya bisa melaksanakan
ibadah dengan nyaman.
Kini,
setelah dilantik menjadi aleg DPR Papua pada 31 Oktober lalu, Kusmanto memiliki
tanggung jawab yang lebih besar. Jika saat menjadi aleg kabupaten tanggung
jawabnya hanya meliputi sejumlah distrik, kini ia memiliki amanah untuk membela
aspirasi masyarakat di dapil 7 Papua yang meliputi Kab. Merauke, Asmat, Boven
Digul, dan Mappi. Kesemua kabupaten itu secara lokasi ialah berada di wilayah
selatan Papua.
Kusmanto
memiliki obsesi yang besar akan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah
selatan Papua tersebut. Langkah yang ia tempuh untuk mewujudkannya ialah dengan
terlebih dahulu memperjuangkan terbukanya isolasi wilayah. Menurutnya, saat ini
yang diperlukan ialah pembukaan rute transportasi kapal laut yang siap hilir
mudik melayani wilayah-wilayah selatan Papua ini. Hal ini diperlukan, mengingat
bahwa kapal yang ada saat ini baru mampu menjangkau sejumlah wilayah di pesisir
selatan Papua. Akibatnya, banyak wilayah yang seharusnya bisa dijadikan sentra
pertumbuhan ekonomi kawasan, namun karena belum terhubung oleh transportasi, akhirnya
menjadi kawasan terisolir.
Jika di wilayah
pesisir selatan Papua saja masih ada yang terisolir, apatah lagi dengan daerah
yang terkategori pedalamannya. Untuk membuka isolasi wilayah pedalaman ini, selain
memperkuat transportasi udara, Kusmanto juga mengusulkan adanya perencanaan
yang matang terkait dengan pembangunan infrastruktur jalan yang memadai.
Salah satu
usulannya Kusmanto yang dianggap cukup radikal namun akan membawa dampak besar
bagi percepatan pembangunan wilayah selatan Papua ialah pembangunan sarana
penyeberangan yang menghubungkan Merauke dan Mappi. Dengan sarana penyeberangan
ini, kendaraan dari Merauke yang membawa barang bisa langsung masuk ke dalam
kapal yang akan membawanya ke Mappi. Demikian pula sebaliknya, hasil-hasil
pertanian dari Mappi bisa langsung diangkut oleh kendaraan yang akan diseberangkan
oleh kapal menuju Merauke.
Dengan
terbukanya transportasi di wilayah selatan Papua ini, tentu saja akan mempermudah
akses barang dan jasa. Dengan lancarnya akses barang dan jasa, pada gilirannya
nanti kemajuan wilayah selatan Papua pada khususnya dan Papua pada umumnya bukan
hanya isapan jempol belaka. Semoga. (MasdiAbuHani/kabarpapua.net)