“Korban sudah bilang dia adalah pendeta, dan minta jangan ditembak, tapi malah ditembak. Jadi pelaku ini orang-orang yang tidak bertuhan,”tegas Pangdam lagi.
Pangdam memaparkan dalam peristiwa itu korban berjumlah tiga orang, satu diantaranya selamat tanpa luka.
“Ada 3 orang, 1 ditembak mati dan 1 kena panah ditangan, kalau 1 korban lagi selamat tanpa luka dan ada di Puskesmas Mamberamo Raya,” paparnya.
Rencananya, sambung Pangdam, korban tewas akan dimakamkan di Magelang.
“Korban akan dikirim ke kampung halamannya di Magelang dengan menggunakan Pesawat Sriwijaya dan dilanjutkan melalui jalan darat,” imbuhnya.
Sebelumnya, seorang perwira TNI berpangkat Mayor Inf Jhon de Fretes tewas ditembak kelompok bersenjata di Memberamo Raya, Papua, Senin (30/11).
Peristiwa ini berawal ketika Jhon dan 2 anak buahnya yakni Kopda Simon Sopacua dan Kopda Afan hendak melakukan pemantauan wilayah pada Senin (30/11) siang.
Jhon dan 2 anggotanya bermaksud memantau wilayah ke Kampung Namuni, Distrik Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya Papua. Sesuai rencana awal ketiganya yang tercatat sebagai anggota Kodim 1702/Sarmi akan melakukan pemantauan bersama Kapolres Mamberamo Raya AKBP Terry Levin.
Ketiganya pun bergegas menggunakan speedboat karena wilayah dari Ibu kota Kabupaten melewati sungai besar. Nahas ditengah Jalan, ketiganya dihadang oleh kelompok bersenjata, yang berjumlah sekitar 10 orang.
Korban, Mayor Inf Jhon De Fretes sempat menyampaikan agar tidak ditembak, karena dirinya seorang pendeta. Penyampaian korban malah tidak digubris dan kemudian ditembak beberapa kali. Sedangkan dua anak buah korban melompat ke sungai dan kemudian diselamatkan oleh warga kampung sekitar. (Dharapos)
0 Response to "Sudah Menyampaikan Dirinya sebagai Pendeta, Mayor de Fretes Tetap Didor OPM, Temannya Dipanah"
Post a Comment