Inilah Pidato Lengkap Aburizal Bakrie di Pembukaan Munas IX Golkar



Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera buat kita semua

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah yang Maha-pengasih. Hanya atas rahmatnya kita semua bisa hadir pada malam yang berbahagia ini dalam pembukaan Musyawarah Nasional Partai Golkar.

Terlebih dahulu saya ingin mengucapkan salam hangat dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Gubernur Made Mangku Pastika dan Bapak Wakil Gubernur Sudikerta, serta seluruh jajaran Muspida Provinsi Bali yang telah membantu terselenggaranya Munas Partai Golkar di Pulau Dewata yang indah ini. (Kepada seluruh kader dan pimpinan Partai Golkar yang ada dalam ruangan ini, marilah kita memberikan applause yang meriah kepada sahabat-sahabat kita pimpinan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali ….)

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat Partai Golkar, para pimpinan Koalisi Merah Putih, Pak Prabowo, Pak Hatta, Pak Anis Matta, dan banyak lagi sahabat lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu. Demikian pula, saya mengapresiasi kehadiran sahabat-sahabat kita yang berasal Koalisi Indonesia Hebat. Beliau-beliau ini turut hadir dalam ruangan ini untuk memberi support serta mendoakan agar Munas partai kita dapat berlangsung dengan aman dan sukses.

Di atas segala-galanya, saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh kader dan pimpinan DPP serta ormas yang bernaung di bawah Partai Golkar, baik yang berasal dari tingkat provinsi, maupun di tingkat kabupaten dan kota. Pimpinan dan kader dari seluruh penjuru Tanah Air adalah ujung tombak partai kita, serta merupakan pemegang mandat tertinggi kedaulatan Partai Golkar. Karena itu, kehadiran saudara-saudara semua pada malam hari ini, dengan antusiasme dan semangat yang besar, adalah bukti nyata bahwa Partai Golkar adalah sebuah partai yang solid, matang, dan tidak bisa dipecah-belah oleh siapa pun.

Karena itu, sebagai Ketua Umum DPD Partai Golkar, dari lubuk hati yang terdalam, saya sungguh-sungguh merasa bangga dan bersyukur terhadap loyalitas serta kebersamaan seluruh kader kita dari berbagai daerah. Saudara-saudara membuktikan bahwa Partai Golkar adalah pohon beringin yang rindang dan teduh, dengan akar yang dalam dan kuat, sehingga tidak mudah tumbang oleh terjangan angin seribut apa pun.

Dalam forum partai tertinggi ini saya akan mengembalikan kepada saudara-saudara mandat kepemimpinan yang saya peroleh lima tahun silam. Begitu banyak hal yang telah saya alami sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. Pasang dan surut, naik dan turun, suka dan duka. Tapi di atas segala-galanya, saya merasa bersyukur telah dipercaya sebagai pimpinan serta sebagai sahabat dari saudara-saudara semua.

Dalam lima tahun terakhir, saya telah mengunjungi begitu banyak daerah, terkadang hingga ke pelosok desa, sambil melihat sendiri berbagai upaya saudara-saudara untuk menjaga marwah partai. Mata dan hati saya terbuka. Partai Golkar adalah partai besar yang sungguh-sungguh telah mengakar, dengan tokoh-tokoh daerah yang penuh potensi, bersemangat, serta senantiasa mengedepankan nilai-nilai persaudaraan.

Saya yakin, dengan semua itu, siapa pun pimpinan yang berhasil terpilih dalam Munas kali ini,  Partai Golkar akan terus melangkah ke depan, mengawal dan memajukan Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang semakin membanggakan kita semua.

Izinkanlah sekarang saya bertanya langsung kepada seluruh kader dan pimpinan Partai Golkar yang berada dalam ruangan ini: apakah saudara-saudara semua siap untuk mengikuti dan menjamin suksesnya Munas kali ini? … Apakah saudara-saudara siap untuk berpartisipasi dalam Munas dengan suasana damai dan penuh persaudaraan?... (Terima kasih).

Saudara-saudara yang saya hormati
Hadirin yang saya muliakan

Pada kesempatan ini, dengan semangat persaudaraan, perkenankanlah saya memberikan sebuah himbauan, terutama kepada kader-kader partai kita yang beberapa hari lalu mengambil keputusan sepihak dengan membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar. Kepada mereka semua saya mengajak untuk kembali ke jalan yang benar, untuk kembali bernaung di bawah pohon beringin yang teduh dan menjaga soliditas partai kita.

Cara yang mereka tempuh pada dasarnya adalah sebuah kudeta yang bersifat inkonstitusional karena melabrak tata aturan Partai Golkar. Kebijakan partai, apalagi yang sifatnya mendasar, tidak bisa hanya diputuskan oleh satu atau dua kelompok, apalagi dengan cara-cara yang penuh intimidasi serta mengandung unsur-unsur premanisme, kekerasan, dan pemaksaan.

Barangkali sebagian tokoh dalam presidium tersebut memiliki niat yang baik dan mulia. Tetapi semua itu tidak mungkin membawa kebaikan jika dicapai dengan metode premanisme yang mengarah pada anarki. Niat mulia akan berubah menjadi destruksi, yang pada akhirnya membawa kerugian besar bagi partai kita.

Tokoh-tokoh yang membentuk presidium tersebut, seperti Sdr. Agung Laksono, Sdr. Priyo Budi Santoso, dan Sdr. Agun Gunanjar, meminta sesuatu yang tidak mungkin saya berikan karena tidak berada dalam kewenangan saya. Rapimnas ke-7 Partai Golkar di Yogyakarta telah memutuskan bahwa Munas diselenggarakan pada 30 November hingga 3 Desember 2014. Saya harus patuh, sebab dalam AD/ART partai kita, keputusan Rapimnas berada di atas keputusan Sidang Pleno DPP. Artinya, jika pun saya mau mengikuti desakan Sdr. Agung Laksono dan kelompoknya, saya sesungguhnya tidak memiliki otoritas untuk melakukannya. Kalau saya paksakan, saya akan berubah menjadi pemimpin yang otoriter, dan tentu saja kita semua tidak menginginkan hal demikian terjadi.
Perlu juga diingat bahwa pada Rapimnas di Yogyakarta, sebenarnya Sdr. Agung Laksono, Sdr. Priyo dan lainnya juga ikut hadir dan telah menyampaikan keinginan mereka. Bahkan ketua dan anggota Dewan Pertimbangan DPP, yaitu Bapak Akbar Tanjung beserta anggota-anggotanya, juga hadir dalam Rapimnas tersebut. Namun pada saat Sidang Paripurna Rapimnas, saat diputuskan bahwa Munas akan dimulai pada 30 November 2014, tidak ada satu pun peserta sidang yang melakukan protes atau menyatakan keberatan. Artinya, keputusan dalam sidang paripurna Rapimnas tersebut bersifat sah dan mengikat kita semua. Ia bukanlah keputusan saya atau keputusan orang per orang, namun merupakan keputusan organisasi yang harus dipatuhi.

Karena itu,  kalau toh masih ada keberatan yang ingin disampaikan, seharusnya ia dibawa dalam sidang-sidang di Munas Bali ini. Munas adalah forum tertinggi dan pemegang kedaulatan partai kita. Lewat lembaga inilah semestinya semua persoalan atau perbedaan diselesaikan dengan damai dan bermartabat, termasuk dalam memilih nahkoda partai kita. Dalam hal ini, saya ingin menyampaikan penghargaan kepada Sdr Muhamad Hidayat serta Sdr. Airlangga Hartanto, seorang kader senior dan seorang kader muda yang penuh dedikasi. Beliau berdua tidak mau ikut-ikutan dengan cara-cara yang inkonstitusional. Bahkan secara terhormat, Sdr. Airlangga telah menawarkan diri kepada seluruh peserta Munas agar dipertimbangkan sebagai salah satu kandidat Ketua Umum DPP Partai Golkar. Inilah cara yang benar serta bermartabat, dan karenanya perlu kita beri apresiasi yang sedalam-dalamnya.

Selain itu, kita juga harus memberi apresiasi kepada Bapak Akbar Tanjung yang secara tegas juga menolak argumen kaum pendukung presidium. Demikian pula saya menyampaikan penghargaan yang besar kepada Prof. Muladi atas ketegasannya menolak tawaran posisi penting di presidium Agung cs. Beliau sebagai tokoh senior dan ahli hukum mengerti dengan baik bahwa langkah pendukung presidium adalah langkah inkonstitusional yang kontraproduktif.

Karena itu, sekali lagi kepada saudara-saudara kita yang mengambil jalan ekstrem yang keliru, saya menghimbau untuk segera sadar dan mengambil langkah yang benar. Hentikan pertentangan yang tak perlu. Jangan perpanjang perpecahan. Marilah kita saling memaafkan, saling mengulurkan tangan, dan berjalan bersama untuk membesarkan partai yang kita cintai ini. Bersatu kita teguh dan akan terus menjadi kekuatan politik yang berwibawa; bercerai kita akan runtuh dan kehilangan arah.

Partai Golkar adalah partai yang sudah termasuk senior dalam dunia kepartaian di Indonesia. Tahun ini, dalam usia ke-50, kita merayakan ulang tahun emas Golongan Karya. Marilah kita buktikan bahwa kader-kader Golkar mampu berpolitik secara matang dan dewasa. Kita harus menjadi contoh bahwa politik adalah sebuah wilayah pengabdian, bukan sekadar perebutan kursi atau kekuasaan semata.

Saya ingin menegaskan kembali bahwa Partai Golkar adalah the party of ideas. Kita harus berkompetisi pada tataran ide dan gagasan untuk mewujudkan doktrin karya kekaryaan. Setajam apapun kompetisi ide di antara kita, hasilnya pasti akan membawa kebaikan, sejauh tidak disertai oleh tindakan intimidasi dan kekerasan. Karena itu saya menghimbau kepada semua kader Parta Golkar agar menjadikan ide sebagai instrumen berpolitik.

Saya sekarang ingin bertanya langsung kepada saudara-saudara kader partai Golkar yang berada di ruangan ini: Apakah saudara-saudara setuju bahwa kita berjuang dengan ide dan gagasan? … Apakah saudara-saudara setuju untuk menjauhi tindakan intimdasi dan kekerasan? (Terima kasih)

Saudara-saudara yang saya hormati
Hadirin yang saya muliakan

Tugas besar telah menanti di depan mata. Setelah Pemilu 2014, Partai Golkar kini memasuki sebuah fase baru, dengan menjadi kekuatan penyeimbang di parlemen, bersama sahabat-sahabat kita yang tergabung dalam sebuah tenda besar, yang kini dikenal sebagai Koalisi Merah Putih (KMP). Partai Golkar adalah salah satu inisiator koalisi ini, dan kita harus membuktikan bahwa dengan berada di luar pemerintahan eksekutif, Partai Golkar tetap mampu mendorong kemajuan bersama.

Sebagai penyeimbang, Partai Golkar dan sahabat-sahabat kita di KMP akan menjadi kekuatan yang konstruktif. Kita akan mendorong kebaikan bersama, dan manakala perlu menyampaikan saran, kritik, serta solusi untuk memecahkan berbagai masalah yang ada agar kesejahteraan rakyat memang terus meningkat. Kita akan mengawal pilar-pilar kebangsaan Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI, serta prinsip mulia Bhinneka Tunggal Ika.

Dengan menjadi kekuataan yang efektif, Partai Golkar dan Koalisi Merah Putih justru memperkuat sistem presidensial Indonesia. Kekuatan politik tidak lagi menjadi himpunan kelompok yang semakin mengecil, tanpa arah, dan sulit bekerjasama. Parlemen kini diwarnai oleh dinamika di dua tenda besar, yaitu KMP dan KIH (Koalisi Indonesia Hebat), sehingga proses politik kini menjadi lebih predictable, lebih stabil, dan karenanya lebih membuka kemungkinan bagi Presiden dan elemen eksekutif lainnya untuk melakukan berbagai terobosan kebijakan, sejauh kebijakan tersebut memang bermanfaat bagi rakyat.

Khusus kepada Presiden Joko Widodo beserta seluruh kabinetnya, Partai Golkar mengulurkan tangan persahabatan. Bagi Partai Golkar, Pemerintahan Republik Indonesia, siapa pun pimpinannya, harus menjadi pemerintahan yang sukses gilang gemilang dalam mendorong kemajuan bersama. Indonesia membutuhkan pemerintahan yang kompeten, jujur, dan sukses, bukan pemerintahan yang lemah dan terpuruk tanpa arah.

Karena itu, sebagai partai dengan pengalaman panjang, Partai Golkar senantiasa siap membantu kapan pun dibutuhkan. Dalam soal-soal yang menyangkut perikehidupan bangsa, bagi Partai Golkar tidak ada kuning, merah, atau hijau: Yang ada hanyalah merah putih yang berkibar gagah di langit persada Indonesia.

Kepada sahabat-sahabat kita di Koalisi Merah Putih, kita juga menawarkan loyalitas, komitmen, dan kesungguhan untuk selalu bersama-sama. Baru kali inilah dalam sejarah Indonesia terbentuk sebuah koalisi yang kuat, efektif, dan disegani di parlemen. Banyak hal bisa kita lakukan, baik dalam legislasi, dalam penentuan anggaran negara, serta dalam pengawasan sehari-hari berjalannya roda pemerintahan kita. Saya yakin, peran yang kita jalankan bersama akan menjadi faktor penting bagi Indonesia yang maju, mandiri, dan bermartabat.

Kepada seluruh masyarakat Indonesia, kita menghimbau agar memberikan ruang kepercayaan bagi partai-partai politik kita untuk berbuat positif. Demokrasi membutuhkan kehidupan kepartaian yang sehat, dinamis, dan terbuka. Di samping berbagai kelemahannya, Partai Golkar percaya bahwa kaum politisi dan pimpinan partai di Indonesia memiliki idealisme dan komitmen yang besar untuk mewujudkan mimpi kita bersama. Saya percaya bahwa dengan semua itu, kehidupan politik Indonesia akan bergerak ke arah yang lebih baik lagi di masa-masa mendatang.

Saudara-saudara yang saya hormati
Hadirin yang saya muliakan

Lima tahun terasa begitu singkat. Sejak memperoleh mandat sebagai Ketua Umum pada Oktober 2009, cukup banyak hal yang telah saya upayakan untuk membesarkan partai kita. Dalam Laporan Pertanggung-jawaban yang akan saya sampaikan besok, saya akan menjelaskan hal ini secara lengkap dan sistematis. Namun perkenankanlah saya dalam kesempatan ini untuk berterima kasih dan menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, kepada segenap jajaran DPP dan Dewan Pertimbangan Partai Golkar, serta seluruh kader dan pimpinan di berbagai daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten dan kota, yang telah begitu banyak membantu saya selama ini.

Sebagai manusia biasa, pasti begitu banyak hal yang masih kurang atau belum sanggup saya perbuat. Demikian pula, barangkali di sana sini ada kesalahan pribadi yang telah saya lakukan, baik sengaja maupun tidak. Atas semua itu, dari hati yang tulus, saya menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya.
Dalam dua atau tiga hari mendatang, saudara-saudara yang merupakan pemegang mandat tertinggi kedaulatan partai kita akan memilih seorang nahkoda. Saya percaya, saudara-saudara akan memilih tokoh yang terbaik, seorang tokoh yang sanggup membawa Partai Golkar untuk merebut kejayaan lima tahun kelak, yaitu pada Pemilu 2019.

Saya juga percaya bahwa Munas kita kali ini akan menelorkan berbagai hal penting menyangkut program, rencana kerja, serta butir-butir pemikiran yang akan menjadi conceptual guidances bagi Partai Golkar dalam lima tahun ke depan. Singkatnya, di tangan saudara-saudara terletak arah perjalanan partai kita. Insya Allah, masa depan Partai Golkar akan semakin cerah di masa-masa mendatang.

Akhirnya, sebagaimana yang ada dalam tradisi retorika partai kita, saya akan menutup sambutan Pembukaan Munas di Bali ini dengan membacakan tiga bait pantun:

Jangan merajuk di Pulau Bali,
Bergoyang sendiri di dalam kedai,
Mari kawan sadar kembali,
Ayo bersama besarkan partai.

Di Kintamani senyum terkembang,
Manis rupawan adinda tersayang,
Sudah lama kita berkawan,
Jangan menggunting dalam lipatan.

Di Nusa Dua berbagi hati,
Kembang kemuning semerbak mekar,
Mari bung teguhkan hati,
Majukan negri majukan Golkar.

Demikianlah sambutan ini. Maju terus Partai Golkar. Maju terus negriku tercinta.
Wabillahi taufik walhidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Subscribe to receive free email updates: