Dirut BNI, Gatot Suwondo saat membicarakan mengenai dampak dari merger dengan Bank Mandiri. |
Direktur Utama PT Bank Negara
Indonesia Tbk (berkode saham BBNI), Gatot M Suwondo mengatakan bahwa ide
penggabungan BNI dan PT Bank Mandiri Tbk (berkode saham BMRI) akan
sulit terealisasi. Alasannya, kedua bank ini sama-sama memiliki
kapitalisasi besar.
Demikian halnya dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
2015, dia menyatakan, pemerintah tak perlu menggabungkan BNI dan Bank
Mandiri. Menurutnya, tujuan akhir dari MEA bukan terbatas persaingan
bisnis antarnegara, melainkan untuk mencapai kesejahteraan bersama di
ASEAN.
"Jadi kita tak perlu panik," ujarnya dalam keterangan pers, Kamis 19 Februari 2015.
Namun, lanjutnya, apabila pemerintah bersikukuh menuntaskan
ambisinya untuk menggabungkan BNI dan Bank Mandiri maka tingkat
permodalan bank hasil penggabungan juga masih jauh lebih rendah dari
bank terbesar di Singapura dan Malaysia.
"Kalau diibaratkan pertandingan tinju, bank di sana kelas berat.
Akan tetapi, bank merger di sini masih kelas bulu. Jadi meski digabung
tetap sulit untuk bersaing," ucapnya.
Gatot pun menegaskan, harusnya pemerintah dan OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) tidak perlu bersikeras untuk menggabungkan bank-bank tersebut.
"Belakangan ini sudah tenang-tenang, menteri keuangan malah ngomong lagi soal isu merger. Proses merger itu nggak gampang," katanya. (viva/kabarpapua.net)
0 Response to "Bos BNI Tolak Merger dengan Mandiri"
Post a Comment