Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Binsar Pandjaitan (tengah). (Antara/Andika Wahyu) |
Ini akhirnya yang menjadi bahan pergunjungan publik. Namun, menurut Ketua DPP Partai Hanura, Syarifuddin Suding, penumpang gelap yang dimaksud Mega adalah Luhut Binsar Panjaitan. Sebab, sebelumnya Luhut berasal dari Partai Golkar yang pada saat kampanye mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Saya kira yang beredar di masyarakat ada trio macan, ya kalau kemarin kan Luhut Panjaitan dari Golkar yang mengusung Prabowo-Hatta barang kali," kata Suding ketika dihubungi, Minggu 12 April 2015.
Apalagi saat ini, lanjut Suding, Presiden Joko Widodo memberikan kewenangan besar terhadap Luhut dengan mendapat jabatan Kepala Staf Kepresidenan.
Menurut Suding, pidato Megawati itu menegaskan bahwa seharusnya presiden dan wakil presiden yang diusung oleh partai pendukung seharusnya dalam menjalankan visi dan misinya dikoordinasikan dengan partai pendukung. Menurut dia, saat ini ada saluran komunikasi yang tersumbat antara Jokowi dan partai pendukung.
"Makannya ini perlu diperbaiki kembali antara presiden dan parpol tidak kemudian justru mendengar pihak-pihak yang saat kampanye kemarin tidak pernah berkeringat, kemudian justru mengambil peran yang lebih besar di lingkaran presiden sementara orang yang berkeringat saat kampanye justru tidak begitu didengar," kata dia.
Untuk mencegah agar hal ini tidak berlanjut, Suding mengusulkan dibentuknya sekretariat bersama agar komunikasi secara intens. "Ketika ada sesuatu mudah dikomunikasikan," ujar dia. (viva/kabarpapua.net)
0 Response to "Politikus Hanura Sebut "Penumpang Gelap" adalah Luhut"
Post a Comment