“Sendimen dan material lain, selalu mengikuti air di sungai tersebut. Ini menjadi salah satu kendala debit air di sungai yang ikut berkurang, ditambah dengan musim kemarau yang saat ini sedang kita alami. Makanya saat ini mesin hanya dapat beroperasi 5 megawatt dari seharusnya 10 megawatt,” jelasnya kepada sejumlah wartawan di Jayapura dalam journalist touring ke salah satu gardu listrik di Kampung Harapan, Sentani-Kabupaten Jayapura, Senin (26/10).
Tak hanya itu saja kendala yang dihadapi dalam beroperasinya PLTA Genyem yang dibangun sejak Januari 2009 lalu dan mampu menghasilkan tenaga listrik 2 x 10 megawatt atau menyuplai sepertiga sistem kelistrikan Jayapura, juga mengalami kendala dengan masalah hak ulayat tanah.
Akibat masalah tanah ini, pembangunan PLTA Genyem sempat mengalami kemacetan hingga 1 tahun lamanya. Pengerjaan proyek ini pun sangat berjalan lambat dan progressnya pun sangat kecil, sebab PLN selalu harus melakukan sosialisasi dengan masyarakat setempat yang saat itu pemikirannya sangat minim tentang keberadaan PLTA.
PLTA Genyem merupakan pembangkit listrik dengan sumber air pertama yang ada di Papua, dengan nilai investasi sekitar US$ 32 juta. PLTA Genyem mampu membangkitkan energi 113 gigawatt hour per tahun. Ini berarti membuat PLN menghemat penggunaan bahan bakar solar senilai Rp 375 miliar per tahun.
Tahun ini, PLTA Genyem akhirnya mulai dapat dioperasikan, walaupun masih dalam tahapan uji coba kepada pelanggannya. “Masih dilakukan uji coba satu generator, dari dua generator pada PLTA Genyem yang masing-masing kekuatan per generatornya 10 megawatt,” kata Manager Sektor pembangkitan Jayapura, Paul Kiring Kaloh kepada wartawan.
Lanjut Paul, satu generator akan dilakukan selama 10 hari kepada pelanggan. Setelah itu akan kembali di uji coba pada generator yang lainnya. “Saat ini baru memasuki hari ke-4 masa uji coba. Karena debit air kurang, maka kekuatan mesin yang seharusnya bisa mencapai 10 megawaat, saat ini hanya 5 megawatt, bahkan pernah hanya mencapai 3 megawatt. Jika diprediksi November sudah musim hujan hingga Januari mendatang, kami harapkan mesin PLTA ini dapat bekerja dengan baik. Perlu diketahui bahwa untuk menghasilkan 5 MW dibutuhkan aliran air sebanyak 5 kubik per detik,” paparnya.
Meski begitu, manajemen PLN tetap optimistis, PLTA Genyem dapat berfungsi baik untuk penerangan kepada masyarakat di tiga kabupaten diantaranya Kota dan Kabupaten Jayapura serta sebagian Kabupaten Keerom.
“Beban puncak yang ditanggung PLN saat ini mencapai 72 megawatt. Kami terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat di Papua," kata Robert Sitorus menambahkan. Dirinya pun menambahkan sarana infrastruktur yang dibutuhkan PLTA Genyem yang dibangun oleh PT. Waskita Raya seluruhnya sudah terpenuhi, seperti 222 tower dengan jarak 78 KM yang telah dirampungkan. (Gatra)
0 Response to "Sungai Tak Terawat, PLTA Genyem Hanya Pasok 5 MW dari seharusnya 10 MW"
Post a Comment