“Mudah-mudahan
tidak berkembang jadi asap dan kabut karena di Papua lahan gambut tak
banyak,” kata Fahri dalam kunjungan kerjanya di kabupaten Biak Numfor,
Papua, Sabtu.
Namun demikian, semua pihak harus mewaspadai kebakaran hutan dan lahan di Papua.
“Tapi apapun, gejala ini harus dibaca secara tuntas dan segera dicari solusinya secara tuntas,” kata Fahri.
Terkait
dengan pembentukan Panitia Khusus Kebakaran Hutan dan Lahan, Fahri
menyatakan, tanpa adanya Pansus, kita tidak akan pernah mengetahui semua
hal, termasuk penguasaan dan regulasi soal kehutanan dan lahan.
Ia
menambahkan, kita tidak tak pernah secara tuntas mengetahui apa yang
terjadi dengan penguasaaan lahan di Indonesia yang menciptakan kebakaran
hutan, kebakaran hanya karena Elnino.
“Menurut
saya, UU baru yang kita buat nanti itu bahwa setiap kebakaran dilahan
perusahaan daerah konsesi, itu harus jadi tanggung jawab dia dan harus
buat ganti rugi kepada negara, baik hutan yang terbakar, flora fauna
yang mati maupun dia menciptakan asap yang ganggu manusia, dia harus
bayar. Negara boleh keliling lihat hotspot, datang, lalu identifikasi.
Kalau betul suruh pengusahanya bayar ganti rugi supaya teliti soal
kebakaran itu,” kata Fahri.
Dalam
kunjungan kerjanya, Politisi PKS itu memberikan kuliah umum di Institut
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP Yapis) Kabupaten Biak, meninjau
bekas hotel bintang lima, Hotel Marauw dan bertemu dengan muspida
Kabupaten Biak.
0 Response to "Kunker ke Biak, Fahri Hamzah Berharap Kebakaran Hutan di Papua Tidak Meluas"
Post a Comment