Karena kekayaannya akan aneka
ragam flora dan fauna dan juga fungsinya yang sangat penting untuk menyangga
sistem kehidupan, pemerintah menetapkan kawasan Teluk Cenderawasih menjadi
taman nasional melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 472/Kpts-II/1993
tanggal 2 September 1993. Sebelumnya, kawasan ini dinyatakan sebagai Kawasan
Cagar Alam Laut melalui keputusan
Menteri Kehutanan Nomor 58/Kpts-II/1990 tanggal 3 Februari 1990.
Taman Nasional Teluk
Cenderawasih (TNTC) ini merupakan taman nasional perairan laut terluas di
Indonesia dengan luas sekitar 14.535 kilometer persegi, terdiri dari lautan 1.(89,8%),
pesisir (0,9%), daratan kepulauan
(3,8%), dan terumbu karang (5,5%). Terletak di Teluk Cenderawasih pada
koordinat 134
38’ BT hingga 134
63’ dan
30’ LU hingga 2
5’ LS, taman ini masuk dalam
kawasan dua provinsi yakni Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Taman nasional ini memiliki
sekitar 150 jenis terumbu karang, 209 spesies ikan, berbagai jenis moluska dan
penyu tersebar di antara pulau Papua dan 18 pulau kecil lainnya Di dalamnya
juga terdapat jenis paus biru dan hiu yang sering menjadi sasaran penangkapan
warga. Hiu-hiu ini biasanya diambil siripnya karena harganya yang mahal. Meski
termasuk hewan dilindungi, karena alasan ekonomi, hiu-hiu itu masih terus
diburu.
Wisatawan yang berkunjung bisa
menjumpai sejumlah objek menarik. Pulau Nuburu (1 jam dari Nabire dengan
speedboat) merupakan tempat wisata pantai dan diving yang menarik. Di Pulau
Pepaya (1,5 jam dari Nabire) merupakan habitat dari kelelawar, berbagai spesies
burung khas Teluk Cenderawasih, dan tempat diving untuk menikmati keindahan
bawah laut.
Di Tanjung Mangguar dan
perairan Kwatisore merupakan kawasan yang biasanya dimanfaatkan untuk pengamatan hiu. Jenis hiu yang ada di sini adalah hiu bodoh/ hiu paus (whale
shark), merupakan hiu yang jinak, sehingga penyelam dapat dapat dengan mudah
mendekati dan berenang bersama. Tidak seperti spesies hiu lainnya yang memakan
daging, hiu paus memiliki makanan utama berupa plankton, krill, ikan-ikan
kecil, cumi-cumi dan telur ikan. Di Tanjung Mangguar ini cocok untuk penyelaman
laut dalam di mana terdapat gua-gua bawah air di kedalaman 40 m.
Di Pulau Rouw, wisatawan bisa
menikmati wisata diving dan juga wisata sejarah. Di mana 4 kerangka pesawat
tempur Jepang peninggalan Perang Dunia II masih teronggok di perairan dengan
kedalaman sekitar 2 m. Pulau Yoop (5 jam dari Manokwari atau 1 jam dari Wasior)
memiliki air terjun dengan ketinggian sekitar 15 m, tengkorak-tengkorak manusia
di dinding gua sepanjang tebing, dan wisata budaya berupa tarian dan upacara
tradisional. Selain yang telah disebutkan ini, terdapat sejumlah pulau lain yang
juga akan memanjakan mata wisatawan dengan keindahan alam dan kekayaan
hayatinya.
Saat ini pemerintahan daerah
sedang giat menyosialisasikan penangkapan ikan yang aman. Penggunaan alat
tangkap seperti pukat harimau telah lama dilarang. Hal ini mengingat bahwa penggunaan
pukat harimau akan menghabiskan berbagai spesies ikan dan juga merusak terumbu
karang. Pertumbuhan karang adalah sekitar 1 cm per tahun, jika mengalami
kerusakan akan dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk bisa pulih kembali.
0 Response to "Lebih Dekat dengan Taman Nasional Teluk Cenderawasih"
Post a Comment