Perempuan Berhijab Berdarah Papua Melanglang Buana Karena Profesinya

Desa Apridini saat melaporkan jatuhnya pesawat Sukhoi
Mungkin tak banyak yang mengenal sosok yang satu ini. Namun setelah tabloid lokal memberitakan, profilnya pun ramai diburu para pengguna media sosial di Papua. Ia adalah perempuan cucu dari Gubernur Orang Asli Papua Pertama di Provinsi Irian Jaya yaitu Elias Jan Bonay yang memulai masa jabatannya pada 1962 dan berakhir pada 1964.

Nama lengkapnya Fadhilannisa Apridini, namun putri dari Akhmad Supriadi dan Dian Sundariani Bonay ini menggunakan nama jurnalistik sebagai Desa Apridini. 


Perempuan alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang ini telah melanglang buana karena pilihan profesinya, menjadi seorang juru warta. Ia memilih bersama dengan SCTV sebagai salah satu reporter pada program berita Liputan6.


Menjadi juru warta ialah cita-citanya sejak kecil, sehingga ia pun mengambil jurusan ilmu komunikasi yang sangat bermanfaat bagi profesinya saat ini.

Perempuan kelahiran 8 Oktober 1988 ini juga mengaku, sejak kecil merasa seru ketika menyaksikan reporter melaporkan di televisi. 
Desa Apridini (Dok. Pribadi)
Desa Apridini (Dok. Pribadi)
Pengalaman liputan yang paling mengesankan bagi Desa adalah saat ditugaskan meliput ujicoba Rudal Yakhont yang baru dibeli Indonesia dari Rusia. Liputannya dilakukan di atas sebuah Kapal Perang Besar dengan dua buah helli deck yang mana lokasinya di pertemuan lempeng di Samudera Hindia selama tiga hari dua malam.

“Saya mabuk laut, tetapi Alhamdulilah, peliputan berjalan lancar,” tuturnya sebagaimana diberitakan oleh tabloid Jubi.

Desa Apridini (dok, pribadi)
Peliputan yang tidak kalah berkesan bagi dirinya adalah saat meliput Asian Leadership Conference di Korea Selatan. Desa Apridini sangat senang mendapat tugas liputan ini karena Korea Selatan adalah salah satu negara yang sangat ingin dikunjunginya. Selain meliput Conference, perempuan yang sudah berkiprah hampir empat tahun di dunia jurnalistik ini juga meliput budaya dan kuliner.

“Pendeknya, saya hanya ingin mengatakan, saya mencintai pekerjaan dan semua yang saya rasakan setiap hari adalah anugerah karena sangat berkesan,” kata Desa lagi.

Desa juga meliput rentetan demonstrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dimana setiap hari terjadi kerusuhan di akhir Maret 2012. Kemudian juga meliput demonstrasi Hari Buruh sejak 2011 hingga 2014. Juga jatuhnya Pesawat Sukhoi Super Jet100 pada Mei 2012.

“Sedangkan untuk bidang olahraga, saya pernah meliput perhelatan Sea Games 2011 di Palembang dan kualifikasi Piala Asia di Pekanbaru pada Juli 2012 lalu,” imbuhnya.

Untuk momen pemilu, Desa meliput Pilkada DKI pada 2012 lalu, Pilgub Bali pada 2013, Pilgub Jabar pada 2013 dan Pilgub Jatim 2013.

Sangat Mencintai Papua

Kecintaannya kepada Papua ditunjukkan dengan ia memajang foto keindahan alam Raja Ampat di foto sampul Facebooknya.


Akun Facebook Desa Apridini

Ia pun memiliki banyak momen liputan di tanah leluhurnya ini, Salah satunya, saat ini ia sedang disibukkan dengan liputan Kandidat Liputan6 Award di Pegunungan Arfak, Manokwari, Papua Barat. Sebelumnya ia pun banyak membuat liputan Pileg dan pilpres 2014 dari Papua.


Sejalan dengan profesinya saat ini, Desa Apridini mengaku memiliki hobi mendengarkan musik, baca, browsing, ngerumpi, dan jalan-jalan. Buku favorit perempuan berdarah Papua ini yaitu Young on Top, Jangan Jadi Muslimah Nyebelin (karya Asma Nadia), dan Open Your Heart Follow Your Prophet.

Subscribe to receive free email updates: