Roket NASA Meledak Sesaat Setelah Lepas Landas


Headline
(NASA)
Virginia - Sebuah roket tanpa awak milik NASA meledak di fasilitas peluncuran. Tidak ada korban tewas dalam kejadian ini.

Roket Antares yang mengangkut pesawat ruang angkasa kargo Cygnus untuk Stasiun Antariksa Internasional (ISS) meledak sesaat setelah diluncurkan dari sebuah landasan komersial Wallops Flight Facility di Virginia, AS, Selasa (28/10/2014) petang waktu setempat atau Rabu (29/10/2014) dini hari WIB.

Rekaman NASA TV yang diunggah Reuters menunjukkan detik-detik meledaknya roket yang dioperasikan oleh perusahaan swasta Orbital Sciences Corp's tersebut. Roket itu lepas landas pada Selasa pukul 18.22 waktu setempat atau Rabu pukul 05.22 WIB.

Dalam rekaman video terlihat bahwa tidak ada masalah saat roket tersebut lepas landas. Namun, setelah 15 detik mengudara, tiba-tiba sebuah ledakan terjadi di bagian bawah roket. Seluruh badan roket pun terbakar, lalu jatuh menghantam Bumi.

Belum diketahui penyebab utama meledaknya roket tersebut. Hanya saja, NASA memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Ini adalah kecelakaan pertama sejak NASA beralih ke operator swasta untuk menyediakan kargo untuk dikirim ke ISS.

"Ada kegagalan saat peluncuran. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian," ujar Juru Bicara NASA Jay Bolden, seperti dikutip CNN.

"Kerusakan signifikan dilaporkan tampak di lokasi peluncuran dan roket itu sendiri. Saat ini, pusat kendali misi mencoba untuk menyelidiki apa yang salah," imbuhnya.

Roket Antares merupakan roket yang dibuat dan dioperasikan oleh Orbital Sciences, perusahaan yang berbasis di Virginia. Orbital Sciences adalah satu dari dua perusahaan yang disewa oleh NASA untuk menerbangkan kargo ke ISS.
Peluncuran Antares adalah yang ketiga dari delapan misi dari kontrak antara perusahaan dan NASA senilai 1,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp23 triliun.

Menggunakan mesin baru yang disebut lebih kuat, roket Antares mengangkut pesawat ruang angkasa Cygnus yang membawa kargo seberat 2,3 ton yang berisikan makanan, peralatan, dan material percobaan sains yang akan digunakan oleh para astronot di ISS.

Cygnus seharusnya beredar di orbit sampai 2 November 2014, sebelum terbang ke ISS untuk 'dijemput' oleh para astronot dengan menggunakan robot derek dan didaratkan di landasan yang tersedia.

Akibat peristiwa tersebut, saham Orbital Sciences langsung anjlok 12,74 persen, hanya satu jam setelah insiden itu, dari semula di kisaran 3,87 dollar AS per lembar menjadi 2,65 dollar AS. (inilah/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates: