Media Jerman: Stop Kampanye Anti-Islam

Bocah Muslim Jerman. Ilustrasi

BERLIN - Tabloid Bild dan 50 orang terkemuka di Jerman menyerukan pada Selasa (6/1) untuk menghentikan apa yang mereka lihat meningkatnya Islamofobia. Seruan ini disampaikan usai ribuan pengunjuk rasa di beberapa Kota Jerman berpawai menetang eksistensi imigran Muslim.

Aksi-aksi unjuk rasa, Senin kemarin, yang diselenggarakan PEGIDA, warga Eropa Patriotik Terhadap Islamisasi Barat, telah menjadi kegiatan mingguan di Dresden, kota di bagian timur Jerman.
Sekitar 18 ribu orang, jumlah terbesar sejauh ini, turun ke jalan-jalan di Dresden tetapi aksi-aksi tandingan di Berlin dan Koln, kota di bagian barat, diikuti para pengunjuk rasa yang jumlahnya lebih besar. Mereka menuding PEGIDA memanas-manasi rasisme dan intoleransi.

Bild, tabloid yang banyak dibeli warga Jerman, mempublikasikan seruan bertuliskan "Tidak bagi PEGIDA" pada Selasa, memuat di halaman depan dan halaman 2 dan 3 kutipan-kutipan dari 50 politisi dan selebritas.

"Mereka mengatakan 'tidak' kepada xenophobia dan 'ya' kepada keragaman dan toleransi," tulis Wakil Editor Bild, Bela Anda, dalam komentar. "Kita hendaknya tidak teriak-teriak di jalan."

Di Dresden, para pengunjuk rasa PEGIDA mengibarkan bendera Jerman berwarna hitam, merah dan keemasan dan membawa slogan seperti "Tolak fanatisme keagamaan dan tiap bentuk radikalisme". Satu poster di Koln menyerukan "kentang lebih baik daripada doner kebab", merujuk kepada etnis Turki yang berjumlah sekitar tiga juta mewakili komunitas immigran terbesar Jerman.

Jerman memiliki beberapa peraturan suaka paling liberal di dunia, sebagian karena faktor Nazi di masa lalu. Jumlah pencari suaka yang tiba di jerman, banyak dari timur tengah, meningkat tajam sekitar 200 ribu tahun lalu -- empat kali dari jumlah pada 2012. (rol)

Subscribe to receive free email updates: