Pengajar Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk berhati-hati menyikapi keterlibatan negara asing dalam operasi evakuasi bangkai dan jasad penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata. Sebab, menurut Reza, terlibatnya pihak asing dalam misi kemanusiaan, rentan disusupi motif tersembunyi. Demikian sebagaimana diberitakan oleh Vivanews.
Pria yang juga kakak Duta Besar RI untuk Kanada itu tidak menepis dengan hidup di era globalisasi seperti saat ini, tiap negara harus bermitra. Dalam kasus jatuhnya pesawat tipe Airbus A320-200, paling tidak, masing-masing negara bisa bersimpati dengan menunjukkan rasa bela sungkawa.
"Namun, lautan Indonesia ini kan strategis. Sulit dikatakan jika mereka hanya ingin menunjukkan rasa solidaritas kepada Indonesia," ungkap Reza.
Setidaknya ada tiga motif tersembunyi dengan adanya keterlibatan asing di misi kemanusiaan ini. Mulai dari unjuk kekuataan alutsista masing-masing negara, eksplorasi laut dan menjadikan misi pencarian ini sebagai ajang berlatih.
Analisa Reza tidak sepenuhnya keliru, sebab sembilan dari 12 negara yang ikut dalam misi SAR gabungan, mengerahkan alutsista terbaiknya.
"Forum ini bisa dijadikan untuk ajang berjualan. Paling tidak mendorong otoritas pertahanan di Indonesia untuk membeli," ujarnya.
Alutsista milik Amerika Serikat dan Rusia sejak awal telah memukau petinggi TNI. Negeri Paman Sam mengerahkan dua kapal perang yakni USS Sampson dan Fort Worth, sedangkan Rusia mengirim pesawat jet amfibi Beriev (BE)-200.
Rumor beredar kencang bahwa Pemerintah RI sudah melirik BE-200 untuk digunakan demi kepentingan perlindungan maritim di Indonesia.
Sementara, eksplorasi laut dilakukan dengan membuat pemetaan situasi bawah air di sepanjang Laut Jawa hingga ke perairan Selat Karimata. Terlebih, di bawah Laut Jawa itu banyak terpendam bangkai pesawat dan kapal yang digunakan di era Perang Dunia II.
"Mereka bisa menggunakan perangkat-perangkat di laut dangkal atau wilayah tropis. Jadi, secara tidak langsung, negara asing yang terlibat bisa melakukan pemetaan hidrografis untuk kepentingan penyelaman," kata dia.
Motif ketiga, lanjutnya, pihak asing bisa belajar cara Basarnas berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI. Melalui misi ini, mereka juga belajar latihan penyelaman dan pengerahan kapal.
"Ibaratnya mereka menjadikan misi ini ibarat laboratorium, karena proses evakuasi diprediksi akan berlangsung lama," imbuh dia.
0 Response to "RI Harus Hati-hati Terhadap Motivasi Asing Terlibat Dalam Kasus Air Asia"
Post a Comment