Oleh Harun Husein
“Jika saatnya telah dekat, pasukan cahaya akhirnya akan
menang, dan semua makhluk akan melawan Yahudi, bahkan tanah yang mereka
duduki sekalipun. Mereka hanya punya pohon Gharqad sebagai sekutu.”
Kalimat di atas merupakan catatan yang ditulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, dalam buku berjudul The Road to Martyrs’ Square: A Journey into the World of the Suicide Bomber, yang di terbitkan Oxford Universiy Press, pada 2006 silam. Kalimat tersebut, merupakan hasil wawancara kedua penulis kepada sejumlah syeikh Hamas.
Pernyataan para syeikh Hamas dalam wawancara Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg di atas, bersumber dari sejumlah hadits Nabi. Salah satunya adalah hadits berikut: Abu Hurairah radhiyallahu anhum (RA) meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hari kiamat belum akan terjadi sampai kaum Muslimin memerangi bangsa Yahudi."
Mereka diserang oleh kaum Muslimin hingga bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun, batu maupun tumbuhan akan berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, di belakangku ada orang Yahudi. Kemari dan bunuhlah dia!’ kecuali pohon Gharqad. Sebab, pohon Gharqad adalah pohon orang Yahudi.” (HR Muslim).
Kepada seorang syeikh, Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg bertanya, “Pohon apa gerangan Gharqad itu?” Sang syeikh yang tidak disebutkan namanya di buku itu, justru meminta keduanya untuk menanyakan hal ihwal pohon tersebut kepada orang-orang Yahudi. Syeikh tersebut mengatakan orang-orang Yahudi menyimpan pohon tersebut di rumahnya.
Kalimat di atas merupakan catatan yang ditulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, dalam buku berjudul The Road to Martyrs’ Square: A Journey into the World of the Suicide Bomber, yang di terbitkan Oxford Universiy Press, pada 2006 silam. Kalimat tersebut, merupakan hasil wawancara kedua penulis kepada sejumlah syeikh Hamas.
Pernyataan para syeikh Hamas dalam wawancara Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg di atas, bersumber dari sejumlah hadits Nabi. Salah satunya adalah hadits berikut: Abu Hurairah radhiyallahu anhum (RA) meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hari kiamat belum akan terjadi sampai kaum Muslimin memerangi bangsa Yahudi."
Mereka diserang oleh kaum Muslimin hingga bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun, batu maupun tumbuhan akan berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, di belakangku ada orang Yahudi. Kemari dan bunuhlah dia!’ kecuali pohon Gharqad. Sebab, pohon Gharqad adalah pohon orang Yahudi.” (HR Muslim).
Kepada seorang syeikh, Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg bertanya, “Pohon apa gerangan Gharqad itu?” Sang syeikh yang tidak disebutkan namanya di buku itu, justru meminta keduanya untuk menanyakan hal ihwal pohon tersebut kepada orang-orang Yahudi. Syeikh tersebut mengatakan orang-orang Yahudi menyimpan pohon tersebut di rumahnya.
Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg pun kemudian mencari
di mana pohon—yang menurut keduanya pohon magis—tersebut berada.
Mereka menanyai setiap orang kalau-kalau pernah mendengar tentang pohon
yang dapat berbicara itu.
Tapi, kata keduanya, “Orang-orang malah tersenyum semis terius senyuman Mona Lisa, dan mata mereka terbuka lebar seperti halnya saat kita menyentuh sebuah rahasia fantastis, dan kami diberitahu untuk ke sana dan ke sini, untuk menemukan pohon tersebut.”
Beberapa di antaranya, tulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, mengatakan bahwa Israel menanam pohon tersebut di sekeliling pemukiman mereka di Tepi Barat dan Gaza, untuk menciptakan mandala magis yang melindungi mereka dari serangan; sebagian lainnya menyatakan bahwa pohon tersebut dita nam di sekeliling bangunan penting Israel, seperti Knesset (Parlemen Israel) dan Museum Israel.
Sebagian lainnya menyatakan pohon tersebut ditanam di Gerbang Herodus; lainnya mengklaim bahwa pohon tersebut sebenarnya bukanlah sebuah pohon, tapi semak-semak yang bisa dite mukan di luar Gerbang Jaffa, Yerusalem.
Kawasan ini, tulis keduanya, dipercaya oleh Muslim kelak akan menjadi tempat pertarungan Nabi Isa dengan Dajjal yang didukung orang-orang Yahudi. Di sana lah Nabi Isa akan membunuh messiah palsu yang mengaku tuhan, sampai orang-orang Yahudi berkata, “Tuhan kita telah mati.”
Sebagian lainnya, tulis keduanya, menganggap Gharqad merupakan sebuah simbol. Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg mengutip dari Syeikh Ismail Jamal, Imam Masjid Jericho, dan pen dukung Fatah, tentang penggunaan Gharqad sebagai kiasan, saat bangkitnya gerakan perlawanan sipil (Intifada) di Palestina. Gharqad saat itu merupakan reprsentasi “kolaborator yang tidak menga takan ‘Ini Yahudi’. Dan, “Tentu saja, po hon Gharqad pun mensimbolkan semua kekuatan dunia yang berkonspirasi dengan Yahudi untuk melawan Muslim,” tulis keduanya.
Alhasil, pohon Gharqad, tulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, menjadi sebuah kiasan yang kuat dalam perjuangan Muslim-Israel dan Palestina-Israel, merebut Yerusalem dan Tanah Suci. Muslim di seluruh dunia, tulis ke duanya, secara umum merefer ke pohon tersebut secara eksklusif, dalam hal-hal yang berkaitan dengan Yerusalem dan Palestina.
Dimuat di Republika
Tapi, kata keduanya, “Orang-orang malah tersenyum semis terius senyuman Mona Lisa, dan mata mereka terbuka lebar seperti halnya saat kita menyentuh sebuah rahasia fantastis, dan kami diberitahu untuk ke sana dan ke sini, untuk menemukan pohon tersebut.”
Beberapa di antaranya, tulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, mengatakan bahwa Israel menanam pohon tersebut di sekeliling pemukiman mereka di Tepi Barat dan Gaza, untuk menciptakan mandala magis yang melindungi mereka dari serangan; sebagian lainnya menyatakan bahwa pohon tersebut dita nam di sekeliling bangunan penting Israel, seperti Knesset (Parlemen Israel) dan Museum Israel.
Sebagian lainnya menyatakan pohon tersebut ditanam di Gerbang Herodus; lainnya mengklaim bahwa pohon tersebut sebenarnya bukanlah sebuah pohon, tapi semak-semak yang bisa dite mukan di luar Gerbang Jaffa, Yerusalem.
Kawasan ini, tulis keduanya, dipercaya oleh Muslim kelak akan menjadi tempat pertarungan Nabi Isa dengan Dajjal yang didukung orang-orang Yahudi. Di sana lah Nabi Isa akan membunuh messiah palsu yang mengaku tuhan, sampai orang-orang Yahudi berkata, “Tuhan kita telah mati.”
Sebagian lainnya, tulis keduanya, menganggap Gharqad merupakan sebuah simbol. Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg mengutip dari Syeikh Ismail Jamal, Imam Masjid Jericho, dan pen dukung Fatah, tentang penggunaan Gharqad sebagai kiasan, saat bangkitnya gerakan perlawanan sipil (Intifada) di Palestina. Gharqad saat itu merupakan reprsentasi “kolaborator yang tidak menga takan ‘Ini Yahudi’. Dan, “Tentu saja, po hon Gharqad pun mensimbolkan semua kekuatan dunia yang berkonspirasi dengan Yahudi untuk melawan Muslim,” tulis keduanya.
Alhasil, pohon Gharqad, tulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, menjadi sebuah kiasan yang kuat dalam perjuangan Muslim-Israel dan Palestina-Israel, merebut Yerusalem dan Tanah Suci. Muslim di seluruh dunia, tulis ke duanya, secara umum merefer ke pohon tersebut secara eksklusif, dalam hal-hal yang berkaitan dengan Yerusalem dan Palestina.
Dimuat di Republika
0 Response to "Hadits Nabi tentang Gharqad Masuk Kurikulum Sekolah Yahudi"
Post a Comment