Pelaku penembakan di Gereja Charleston, Dylan Storm Roof, ketika menghadiri sidang dengar melalui konferensi video. (19/06/2015) (REUTERS/POOL) |
Kepada penyidik, seperti dikutip dari laman Dailymail, Minggu 21 Juni 2015, pemuda berusia 21 tahun itu mengatakan ingin memulai sebuah perang antarras.
Ketika berbicara dengan penyidik, Roof tidak terlihat menyesal, atau ingin bertobat. Dia mengatakan, ingin semua orang mengetahui apa yang telah ia perbuat.
Roof juga mengatakan, hampir tidak jadi melakukan niat pembunuhan
massal itu, sebab semua jemaat gereja yang notabene orang berkulit hitam
begitu baik kepadanya. Tapi pada akhirnya, dia memutuskan tetap
melanjutkan misinya.
Rekan satu kamarnya mengungkap, Roof yang berkulit putih, telah
merencanakan penyerangan itu selama enam bulan. Rekannya juga mengatakan
pernyataan senada bahwa dia ingin memulai sebuah perang sipil sebelum
bunuh diri. Teman lainnya juga pernah mengatakan, Roof mengeluh warga
kulit hitam mulai mengambil alih dunia.
Seseorang harus melakukan sesuatu mengenai hal itu, demi kepentingan kaum kulit putih. Kantor berita Reuters melaporkan, semula Roof pernah mengatakan ingin melakukan penembakan di sebuah sekolah. Sementara itu, harian Washington Post mengutip pengakuan seorang tetangga Roof yang berkulit hitam, Christon Scriven, dia ingin menembak di Kampus Charleston.
"Reaksi saya saat itu hanya bilang: 'kamu mengatakan hal-hal yang
gila. Saya tidak berpikir, dia akan melakukannya," kata Scriven.
Dia menambahkan, pada Rabu kemarin pun, Roof terus mengatakan
peristiwa itu akan terjadi. Roof menyebut memiliki waktu tujuh hari.
Roof ditangkap pada Kamis kemarin,
menyusul perburuan selama satu hari. Berdasarkan informasi dari
masyarakat, Roof ditahan di Shelby, North Carolina kemudian diekstradisi
kembali ke South Carolina.
Dia dikenai dakwaan sembilan pembunuhan dan kepemilikan senjata
api, saat melakukan tindak kejahatan. Media AS melaporkan, sebelumnya
Roof juga pernah ditahan dalam beberapa bulan terakhir, dengan dakwaan
terkait narkoba dan menerobos sebuah pusat perbelanjaan.
Menurut keterangan polisi, Roof dituduh masuk ke dalam gereja
bersejarah itu dan ikut dalam sebuah kelompok pembacaan Alkitab selama
satu jam. Tiba-tiba dia melepas tembakan.
Total, terdapat sembilan korban tewas dalam aksi kejam itu. Korban
tewas terdiri dari tiga laki-laki dan enam wanita. Di antara korban
tewas adalah pastor gereja, Clementa Pinckney yang juga pernah menjadi
anggota senat dari Partai Demokrat. (viva/kabarpapua.net)
0 Response to "Penembak Gereja Charleston Ingin Mulai Perang Antar Ras Lawan Kulit Hitam"
Post a Comment