Insiden Tolikara, Ini yang Dibutuhkan Para Pengungsi

Papan nama Masjid Baitul Mutaqqin, Karubaga, Tolikara.

Insiden penyerangan yang dilakukan jemaat GIDI terhadap umat muslim di Tolikara mengakibatkan warga di sana sebagai korban.

Menurut Relawan Dompet Dhuafa Imam Alfaruq, akibat penyerangan dalam insiden tersebut menyebabkan sejumlah warga diungsikan.

"Akibat penyerangan, sejumlah 243 orang terpaksa mengungsi, 100 diantaranya adalah balita," kata Imam, Selasa (21/7).

Ia menjelaskan, pengungsi ditempatkan di beberapa tenda dan rumah dinas Koramil yang ada di komplek dan belakang Komplek Koramil. Menurutnya hingga hari ini, masih banyak kebutuhan pokok pengungsi yang belum mencukupi.

"Pasokan bahan makanan diakui kurang untuk konsumsi dalam waktu dekat, bahkan tiga hari ke depan dinilai sangat kurang," jelasnya.

Sementara untuk kesehatan pengungsi telah diakomodir oleh Puskesmas setempat. Dalam pelayanan kesehatan, terdapat dua perawat dan satu orang dokter. Namun Imam menilai pasokan obat-obatan dan tenaga medis masih kurang.

"Beberapa pengungsi mengalami shock sehingga dibutuhkan trauma healing dan diperlukan juga rehabilitasi Ruko untuk normalisasi kehidupan dan usaha," ujarnya.

Seperti diketahui, pada Jumat (17/7) telah terjadi insiden pembakaran ruko di Tolikara yang menyebabkan masjid di lokasi tersebut terbakar. Inseden tersebut bermula saat masyarakat muslim melakukan shalat Idul Fitri 1436 H di masjid. (Republika)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Insiden Tolikara, Ini yang Dibutuhkan Para Pengungsi"

Post a Comment