Kombes Pol. Patrige Renwarin |
Pimpinan TPN-OPM wilayah III Saireri Erick Maniatori tewas tertembak dalam kontak senjata dengan Tim gabungan Polres Kepulauan Yapen di Kampung Wanapompi, Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen, Selasa (1/12) pagi.
Eric Maniatori yang juga sebagai West Papua National Liberation Army (WPNLA) tewas tertembak akibat luka tembak dibagian perut sebelah kanan. Tak hanya itu seorang pengawalnya bernama Yulianus Robaha turut tewas tertembak.
Pasca kontak senjata, Tim gabungan Polres Kepulauan Yapen turut mengamankan barang bukti berupa 1 pucuk Senjata rakitan menyerupai SS1 lipat, 3 butir amunisi tajam caliber 5.56 mm, 1 Bendera Bintang Kejora berukuran 2 x 1 Meter, alat komunikasi HT, 3 bilah parang, sebilah sangkur.
Berdasarkan data yang diperoleh media ini, kontak senjata itu berawal sekitar pukul Pukul 05.30 WIT, tim gabungan anggota Polres Kepulauan Yapen yang dipimpin AKP Yunus Poci Ratu melaksanakan Patroli ke arah Kampung Wanapompi melalui Kampung Kainui, Kampung Wawuti, dan Kampung Wadapi.
Kemudian sekitar pukul 07.15 WIT, Tim gabungan Polres Kepulauan Yapen tiba di Kampung Wanapompi yang kemudian dihadang 20 orang dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) dengan mendekati rombongan patroli sambil membawa parang dan senjata rakitan.
KKB tersebut langsung menyerang rombongan patroli. Menaggapi itu, tim langsung mengeluarkan tembakan peringatan ke udara dengan maksud memukul mundur kelompok tersebut. Namun, KKB itu malah makin beringas melakukan balasan ke arah mobil, sehingga anggota melakukan aksi pertahanan.
Tak lama kemudian, anggota berhasil memukul mundur Kelompok Sipil Bersenjata dengan lari ke arah hutan. Selanjutnya, anggota melakukan pengejaran dan menemukan dua anggota KKB tergelatak tak bernyawa.
Kedua mayat tersebut diindikasi sebagai Erick Maniatori, pimpinan TPN-OPM wilayah III Saireri dan seorang pengawalnya bernama Yulianus Robaha. Kedua jenazah tersebut kemudian dibawa ke RSUD Serui untuk dilakukan otopsi.
Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Patrige Renwarin saat dikonfirmasi membenarkan kontak senjata tersebut.
“Kontak senjata terjadi pukul 07.30 WIT, dan dua orang dari Kelompok Bersenjata terkena tembakan dan meninggal. Satu diantaranya diketahui sebagai Pimpinan Kelompok itu dan pengawalnya,” kata Patrige, Selasa (1/12).
Patrige mengakui, Kepolisian Kepulauan Yapen telah mengantisipasi pergerakan kelompok Erick Maniatori yang akan melakukan pengibaran Bendera Bintang Kejora. Tim bentukan Polres Yapen dibawah pimpinan Kabag Ops langsung melakukan pencegahan ke Kampung Wanapompi.
“Tim ini beranggotan 25 anggota Polres Yapen bersama para Kasat. Tujuan anggota ingin menggagalkan kegiatan kelompok Erick dan menurunkan Bendera Bintang Kejora yang dipasang di Kampung Wanapompi,” jelasnya.
Dalam perjalanan, urai Patrige, Tim Polres Yapen dihadang Kelompok pimpinan Erick yang berjumlah kurang lebih 20 orang, hingga terjadi kontak senjata. Mereka juga membawa senjata api rakitan, senjata tajam dan bom molotov.
“Awalnya anggota berusaha tenang dan tidak meladeni, namun Kelompok ini telah melakukan penembakan, sehingga diladeni oleh anggota, dengan melakukan tembakan rekoset,” katanya.
Patrige menambahkan saat ini pihaknya telah mengamankan Bendera Bintang Kejora berukuran 2x7 meter.
“Ini masih informasi, nanti kami telusuri lebih dulu,” tegasnya. (Dhara)
0 Response to "Terlibat Kontak Senjata, Pimpinan OPM Yapen Tewas"
Post a Comment