Pemberitaan di media mainstream yang cenderung kurang obyektif terhadap isu terorisme, ternyata bisa berdampak negatif terhadap persepsi masyarakat bahkan aparat terhadap organisasi yang identik dengan simbol keislaman. Seperti insiden yang terjadi pada Pertemuan Zona 3 Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Jawa Timur yang dilaksanakan di Hotel Bandung Permai, jalan Hayam Wuruk Jember (20/9/14).
Diberitakan oleh laman Pasberita, Ahad (21/9/2014), sekitar pukul 15.00 WIB, beberapa petugas Kepolisian mendatangi lokasi Pertemuan yang dihadiri oleh Pengurus BSMI dari wilayah Jember dan sekitarnya tersebut. Menurut saksi mata yang melihat kejadian langsung, aparat Kepolisian ini membolak balik bendera BSMI yang berkibar di depan pintu masuk ruang pertemuan untuk mengidentifikasi keberadaan bendera bergambar bulan sabit merah tersebut.
Sesaat kemudian petugas Kepolisian tersebut memanggil petugas security hotel untuk menanyakan keberadaan lembaga yang menyelenggarakan acara. Namun karena tidak mendapat informasi yang memuaskan, akhirnya pihak manajemen hotel ikut dimintai keterangan.
Belum puas mengorek keterangan dari pihak manajemen hotel akhirnya panitia pelaksanaan kegiatan DR. dr. Aris Prasetyo, M. Kes dipanggil keluar untuk dimintai keterangan.
Pihak Kepolisian menanyakan berbagai hal terkait keberadaan dan aktivitas BSMI. Pihak Kepolisian mencoba memastikan tidak ada keterkaitan BSMI dengan aktivitas terorisme.
Wartawan PasBerita yang mendapat informasi tentang insiden tersebut, segera meluncur ke lokasi untuk mencoba mewancarai pihak Kepolisian, namun mereka terburu meninggalkan lokasi.
Sementara itu dr. Puguh Nugroho, Sp. THT sekretaris BSMI Jawa Timur ketika dimintai tanggapan atas insiden tersebut menyatakan " Kejadian seperti ini merupakan PR bagi pengurus BSMI agar lebih giat mensosialisasikan lambang bulan sabit merah. Saya berharap pengurus dan relawan BSMI di daerah juga terus meningkatkan kinerjanya dalam melayani masyarakat terutama dibidang kemanusiaan.
Perlu diketahui BSMI merupakan lembaga perhimpunan yang bergerak di bidang kesehatan, sosial dan kemanusiaan. Organisasi ini di dideklarasikan sejak tahun 2002 dan beranggotakan para praktisi, akademisi, mahasiswa, hingga masyarakat dari berbagai kalangan dn golongan. BSMI hampir selalu berpartisipasi dalam setiap penanganan bencana di Indonesia. Keberadaannya juga diakui di berbagai negara, tercatat BSMI turut berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kemanusiaan di Palestina, Irak, Suriah, Myanmar, Philipina dan lain-lain.