'Hari Ini Pesawat Presiden Dijual, Besok Jangan-Jangan Istana'

  Pesawat Kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ)-2 saat tiba di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (10/4).  (Republika/Wihdan)
Pesawat Kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ)-2 (Republika)
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjend) organisasi masyarakat Persatuan Indonesia (Perindo), Ahmad Rofiq, mengatakan usulan menjual pesawat kepresidenan sebagai hal yang terlalu mengada-ada dan tidak masuk akal.

"Hari ini pesawat dijual, besok istana jangan-jangan akan dijual," tutur Rofiq, Rabu (3/9), sebagaimana diberitakan Republika.

Ia menuturkan, pemerintahan sebelumnya membeli pesawat tentu berdasarkan analogi. Jika merugikan, pemerintah SBY tidak akan membelinya. Seringkali menurutnya, beberapa orang salah persepsi dengan mengatakan pesawat presiden itu untuk bermewah-mewah.

Kecuali jika 50% rakyat Indonesia mengalami kelaparan, barangkali tidak hanya pesawat, yang lain pun harus djual, ujar dia. Karenanya menurut Ahmad, menjadi pemimpin tidak mudah dan jangan hanya menjual aset negara. Tetapi harus mempertimbangkan berbagai aspek lain.

"Itu ide dapat wangsit dari mana, menurut saya itu aneh," tambahnya. 

Jika dibandingkan tuturnya, berapa kontribusi penjualan pesawat untuk menyumbangkan defisit anggaran negara. Ide penjualan pesawat ini mestinya, memahami benar angka yang bisa dikontribusikan untuk negara. Termasuk tuturnya, berapa biaya yang nanti akan dikeluarkan untuk agenda blusukan Jokowi ke berbagai wilayah atau negara.

Karenanya, pemerintah harus berpikir keras untuk menggali potensi yang selama ini belum dimaksimalkan. Ia mencontohkan pada sektor pajak. Menurutnya, pendapatan dari pajak sangat besar untuk menopang anggaran. Selain itu tuturnya, mafia pajak harus diberantas. Selanjutnya, pemerintah ke depan tuturnya harus memperbaiki kebocoran anggaran migas.

Sekarang tuturnya, tinggal bagaimana presiden dan wakil presiden terpilih mancari solusi untuk merealisasikan janji politiknya untuk mengatasi masalah negara. Bukan saatnya membangun sebuah opini yang tidak penting, pungkasnya.

Sebelumnya pada Senin (1/9), PDIP melalui salah seorang Ketua DPP-nya, Maruarar Sirait menyarankan agar pesawat kepresidenan dijual. Meski pun, Boeing Business Jet 2 itu baru beberapa bulan dibeli dengan harga 91,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 820 miliar.

Menurut Maruarar, dalam perjalanan dinas ada pemborosan beberapa triliun selama setahun. Lantas, bagaimana dengan program blusukan Jokowi? Tersiar kabar, bahwa saat menjadi gubernur Jakarta saja, blusukan Jokowi menghabiskan anggaran Rp. 1 miliar sebulan.

Subscribe to receive free email updates: