Mahasiswa yang meminjam uang maka dia tidak akan membayar kembali dengan bunga kepada pihak ketiga, yang tidak sesuai dengan hukum Syariah," menurut respon pemerintah dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Departemen Inovasi Bisnis & Keterampilan (BIS), seperti dilansir situs Al Arabiya hari Rabu kemarin (10/9/2014).
Setelah melakukan kajian maka keuangan Islam model "Takaful" terpilih sebagai produk yang akan ditawarkan kepada para mahasiswa Muslim.
Pemerintah mengatakan telah bekerja sama dengan Bank of Britain dan ahli keuangan Islam lainnya untuk mengembangkan model asuransi syariah sebagai alternatif yang potensial untuk pinjaman konvensional kepada mahasiswa.
"Sebaliknya dana Takaful akan dibentuk dengan jumlah awal uang yang bisa disumbangkan atas dasar Qardh Hasan (pinjaman bebas bunga) dan didasarkan pada konsep partisipasi dan jaminan bersama."
Pengumuman itu terjadi setelah empat bulan pemerintah mengkaji tentang apa yang disebut produk alternatif asuransi keuangan berbasis syariah.
Setelah melakukan konsultasi yang luas dengan melibatkan sekitar 20.000 orang, 93% mengatakan mahasiswa dengan dasar agama keberatan dengan pengisian bunga akibat perubahan biaya kuliah dan pinjaman mahasiswa.
Sebagian besar dari mahasiswa Muslim mengatakan kenaikan terbaru dalam biaya pendidikan, yang telah diterapkan pada tahun 2012, memaksa mereka meninggalkan universitas karena mereka melihat adanya sistem bunga pada model pinjaman uang kuliah yang bertentangan dengan prinsip-prinsip keyakinan agama mereka.
"Mahasiswa, termasuk saya sendiri, memilih untuk tinggal guna menghindari bunga tambahan," seorang mahasiswa Muslim mengatakan. (alarabiya/khalifah/kabarpapua.net)