Kapolda Kepri: Bentrok TNI vs Polri di Batam Dipicu Penggerebekan Gudang BBM Ilegal


Jakarta - Kapolda Kepulauan Riau Brigjen Arman Depari membeberkan peristiwa bentrokan antara anggota Brimob Batam dengan TNI di depan Markan Brimob Batam, dini hari tadi. Bentrokan tersebut dipicu atas upaya polisi dalam menggerebek tempat penimbunan BBM di Sagulung, Batam yang berlokasi sekitar 500 meter dari Markas Brimob.

"Jadi sebenarnya saat itu ada Direktorat Reserse Kriminal Khusus yang melakukan penggerebekan tempat penimbunan BBM bersubsidi illegal milik saudari ND di Sagulung, Kota Batam. Lokasinya ini kurang lebih 500 meter di dekat markas Brimob. Anggota reserse kemudian meminta bantuan Brimob untuk memback-up dalam penggerebekan tersebut," jelas Arman kepada detikcom, Senin (22/9/2014).

Awalnya, penggeledahan di lokasi berjalan aman. Setelah selesai menggerebek, anggota polisi kemudian melakukan pemasangan police line di TKP. Saat keluar itu anggota yang berjumlah 10 orang rupanya sudah dikepung oleh orang tidak dikenal.

"Anggota sendiri tidak tahu berapa jumlahnya karena banyak sekali, ada sekitar puluhan. Saat itu, anggota Polda Kepri dan Brimob hanya berjumlah 10 orang (5 Brimob dan 5 reserse). Mereka dikepung oleh puluhan orang yang berpakaian preman," ungkapnya.

Saat hendak keluar dari TKP, terjadi percekcokan yang berujung pada perkelahian. Saat itu, salah satu anggota Brimob mengalami luka akibat pukulan helm di kepalanya. Tidak hanya itu, massa juga merusak satu unit mobil anggota di TKP penimbunan BBM tersebut.

"Dalam keadaan terjepit anggota lari sambil buang tembakan 1 kali (masih di TKP penggerebekan)," imbuhnya.

Nah saat di TKP ini, anggota membawa satu orang yang mengaku penjaga gudang ke Polresta. Setelah lolos dari kepungan, anggota reserse kembali ke Polresta sedangkan anggota Brimob kembali ke Markas Brimob.

Saat itu, anggota yang baru selesai melakukan apel, mencoba membantu temannya yang dipukuli oknum TNI malah justru diserang. Perkelahian pun pecah. Melihat kondisi markas yang sudah diserbu oleh ratusan massa, dua orang anggota kemudian melepaskan tembakan.

"Ya namanya di situ markas brimob, ada 100 orang yang datang terjadi perkelahian dan akhirnya anggota mengeluarkan tembakan karena massa melakukan pembakaran terhadap satu bangunan di Markas Brimob, sehingga anggota melakukan pembubaran paksa," pungkasnya.

Arman mengakui, dalam upaya pembubaran paksa ini ada 4 anggota TNI yang mengalami luka tembak pada bagian kaki. Keempatnnya kini masih dalam perawatan di rumah sakit.

"Itu tembakan rekoset, tidak sengaja diarahkan. Anggota melepaskan tembakannya ke bawah sehingga terkena bagian kakinya," pungkasnya.

Ia menambahkan, saat itu anggotanya juga tidak tahu bahwa massa yang menyerang adalah anggota TNI. Pasalnya, tidak ada atribut atau pun seragam yang dikenakan oleh anggota TNI saat menyerang markas Brimob. (detik/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates: