Di saat, Alquran dipandang kuno dan sudah tidak lagi
tersentuh, di saat yang sama ternyata masih banyak yang menomersatukan Al-Quran, memeliharanya, menghafalnya dan memahaminya untuk kemudian
diamalkan.
Salah satunya, Kisah Saimah Rahmat, seorang santri Ma'had
Imam As-Syatibi dimudahkan oleh Allah Subhanallahu Wa Taala dalam
menghafal Al-Quran. Dalam waktu enam bulan, Saimah bisa menghafal 24 juz
Al-quran dan rampungkan dia menghafal Alquran 30 juz dalam umur 14
tahun. Kisah perjalanan Saimah bersama Alquran ini diceritakannya secara
live di saluran TV Dakwah Rodja (Rodja TV) dan dipancar luaskan juga
melalui Radio Dakwah Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Radio Rodja).
"Alhamdulillah, "jawabnya saat ditanya oleh pembawa acara
di Program Rodja Cerita Indah di Hari Ahad (Rodja Ceria), Minggu (21/9).
Saimah mengatakan bahwa kenapa dia ingin menjadi penghafal
Alquran, karena Pertama, keutamaan yang didapat dari penghafal Alquran
nanti menjadi keluarga اَللّهُ . Kedua, kedudukan kita di akhirat sesuai
dengan berapa banyak alquran yang dihafal. Ketiga, penghafal alquran
akan diberi mahkota begitu juga dengan orang tuanya. Keempat, Allah
memiliki hamba pilihan yang mewarisi kitabnya.
"Saya ingin menjadi salah satu dari pewaris itu,"ujarnya lagi.
Ia menambahkan bahwa metode yang digunakan dalam menghafalAl-Quran adalah memulai menghafal satu halaman, biasa menggunakan metode
dibaca berulang-berulag hingga lisan kita fasih, terus dihafalkan per
ayat hingga kita bisa hafal dan ulang-ulang terus.
"Luruskan niat hanya mencari keridhoan Allah, Allah akan
mudahkan dan jangan lupa berdoa dan meminta doa kedua orang tua kita
karena dengan banyak doanya menjadi doa dikabulkan,"nasehatnya.
Sementara itu, Azka Salsabila, guru muda dengan usia yang
sama dengan Saimah diamanahkan oleh Ma'had menjadi guru bagi Saimah dan
tiga santri lain. Azka mengaku baru Saimah yang sudah hafal 30 juz.
"Saimah disuruh menghafal sendiri, lalu nanti meyetorkan
hafalannya,"ujar guru Muda yang dulu belajar dan merampungkan hafalan 30
Juz Alqurannya ketika berada di Ma'had Al-Furqon.
Ia mengatakan sebagai guru, tidak ada target hafalan bagi santri tetapi biasanya sehari atau dua halaman.
Di akhir program, Ustad Ali Subana sebagai ustad yang
membimbing belajar membaca Alquran menekankan bahwa agar mudah menghafal Al-Quran jangan berikan alat-alat tekhnologi kepada anak, cukup mushaf
saja.
"Biar fokus cukup mushaf Alquran saja,"nasehat ustad Ali Subana.
Ustad Ali Subana juga menginggatkan agar orang tua dan
anak-anak mereka, menghafal Al-Quran dengan cinta dan rela berkorban
untuk tidak mementingkan dunia tetapi mementingkan akhirat.
"Kalau sudah cinta, segalanya mudah,"tutupnya.
Sumber: khalifahlife