Profesor dari Massachuset Sebut Amerika Teroris Sejati


Headline



Dalam bukunya yang berjudul Pirates and Emperor: International Terrorism in the Real World, aktivis dan pakar linguistik Noam Chomsky menuding bahwa teroris sesungguhnya adalah Amerika Serikat.


Teroris yang asli, kata Chomsky, justru mereka yang selama ini paling getol mengacungkan telunjuk mereka selentik dan selurus mungkin pada pihak yang sebenarnya tertindas. Mereka yang punya prakarsa proaktif menggelar serangkaian kekejian yang diberi label ‘Perang Melawan Teror’. Chomsky.

Bagi profesor linguistik di Massachuset Insitute Technology (MIT) ini, Amerika telah menjadi penguasa tukang kontrol kehidupan masyarakat dunia. Lebih jauh lagi, dengan standar ganda yang digunakan dalam berbagai kasus, Amerika menurut dia layak dicap ‘kekuatan teroris utama’.

Menurut Chomsky, dengan kekuatan media, memori kita telah dirancang dengan memproduksi kata atau ungkapan baru yang indah. Chomsky menyebutnya - dengan mengutip istilah novelis George Orwell –Newspeak. Walter Lippmann menyebutnya sebagai ‘pictures in our head’.

Chomsky menambahkan, "Berita-berita telah diarahkan untuk membatasi pandangan pemirsanya tentang realitas yang terjadi. Sekarang ini, kita memiliki dua dunia: dunia real, dan dunia yang terbentuk dalam pikiran Anda."

Chomsky telah menginventarisasi sejumlah kata yang telah diserongkan maknanya.

Ia mencontohkan, bila negara-negara Arab menerima posisi AS, mereka disebut ‘moderat’. Bila menolak sikap AS mereka disebut ‘ekstremis’. Jangan heran bila ke dalam benak pembaca berita ketika muncul kata ‘ekstremis’ maka otak di kepala akan membayangkan Hamas, PLO, Libya, Iran, Afghanistan, Thaliban dan Irak.

Chomsky mengkritisi kata ‘terorisme’. Menurutnya, ‘terorisme’ pada mulanya berarti tindakan kekerasan plus sadisme, guna menakut-nakuti lawan. Dalam Kamus AS, terorisme adalah tindakan protes yang dilakukan oleh negara atau kelompok-kelompok kecil. Pembunuhan tiga orang Israel di Larnaca, Cyprus, tahun 1978 lalu adalah terorisme. Tetapi pembantaian warga sipil diTunisia, pembantaian Sabra dan Satila dan penyiksaan warga palestina, tidak disebut terorisme tetapi dinamakan tindakan ‘pembalasan’ atau ‘tindakan pencegahan terorisme’ (preemptive). (inilah/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates: