Negeri Abal-Abal

Kemiskinan Indonesia (ANTARAFOTO)



Oleh: Erie Sudewo (Pendiri Character Building Indonesia) 


Ada sebuah negeri, disebut tanah surgawi. Mentari hadir setiap hari, namun banyak aset negeri raib dicuri. Inilah yang namanya negeri salah urus. Krisis Indonesia yang tak kunjung selesai. Satu masalah selesai, masalah berikutnya muncul. Nyaris di semua sisi. Coba saja simak di ipoleksosbud. I disini adalah ideologi.

Apa ideologi sesungguhnya Indonesia? Azas tunggal Pancasila dulu sempat ditolak, yang menolak di persona nongrata. Sementara yang mempersona non grata itu, apakah perilaku mereka sudah Pancasilais seperti yang didengung-dengungkan? Mereka yang beryel-yel menggelegar tentang Pancasila, perilakunya belum tentu lebih Pancasilais ketimbang yang tak peduli soal ideologi itu. Di politik, kegaduhan makin jadi. Semua platfon partai nyaris mirip dan sebangun. Namun, mana yang kinerjanya benar-benar untuk rakyat? Kendati belum tampak satu partai pun signifikan membangun negeri, rasanya seolah-olah mereka lah paling berjasa bangun Indonesia.

Dalam ekonomi, jawab dengan jujur. Apakah hidup hari ini lebih baik atau lebih murah ketimbang kemarin? Mata uang kita berkali-kali di devaluasi. Dari 1 US$ yang sekian ratus rupiah, kini di angka Rp 12.000-an. Terlihat kunjung terus melemah. Jika di 2012 jadi redenominasi, bisa jadi mirip sanering (pemotongan uang) yang kedua kali akan terjadi. Entah bagus atau tidak,  seandainya tak jadi sanering. Dulu uang kita kaya akan pecahan. Ada sen, ketip, gobang, dan tali. Maka dulu pun dikenal istilah “setali tiga uang” artinya “sama saja”.

Apa arti begitu banyak uang pecahan? Artinya uang kita kuat dan berotot. Semakin kecil pecahan uang, semakin kuat nilai tukarnya. Sebaliknya semakin besar angka yang tertera di mata uang, semakin lemah nilai tukarnya. Pecahan uang kita sudah capai angka Rp 100.000. Bandingkan dengan Malaysia. Pecahan RM 500 masih terlihat dan yang RM 1000 jarang. Sedang $AS yang 500 apalagi 1000, sulit dijumpai.

Baru-baru ini kita protes pecahan 10.000 dollar Singapura, karena pecahan ini selalu ada dalam penyitaan aset koruptor di negeri ini. Mengapa uang kita makin lemah? Struktur fondasi ekonomi kita tak sungguh-sungguh diperkuat. Kita lebih banyak bicara makro ekonomi. Bicara makro itu ibarat main tetangga-tetanggaan. Kita langsung terjun dalam pusarannya. Sedang permainan itu dikuasai tetangga.

Fondasi ekonomi rapuh itu ibarat keluarga yang nihil sumber pemasukan miliknya sendiri. Punya sumber daya tapi dikelola tetangga. Kita cuma dapat royalti sedikit. Itu pun jika fair. Kita lemah dalam bertetangga. Di luar rumah tak wibawa, tak dihormati, dan tak digubris. Kita tak punya bargaining position dan power. Hingga sebagai tuan rumah pun kita ikut aturan tamu yang datang ke rumah. “Gila kan?” Alhasil, menggunakan Rupiah di rumah sendiri pun tak leluasa. Amat tergantung tamu dan sikon luar rumah. Tetangga sakit, kita demam. Tetangga batuk, kita meradang. Tetangga senang kita batuk. Jadi senang susahnya tetangga, kita tetap apes.

Krisis moneter ’98 contoh terbaik. Kita dan negeri jiran sama-sama dilabrak. Cuma beda penyelesaian. Agar apple to apple bandingkan Indonesia Malaysia. Ada 3 alasan. Sebab ke-1 sesama Melayu. Ke-2 pejabat Malaysia juga banyak keturunan Indonesia. Ke-3 sama-sama dilabrak spekulan uang.

Bedanya pada kebijakan. Mahathir tetapkan patokan. 1 US$ nilainya RM 3. Kebijakan kita “kurs mengambang”. Rupiah ikuti pasar. Bedanya lagi kita bagai kerbau dicocok hidung oleh IMF. Sedang Malaysia tidak. Lain halnya dengan Indonesia, ketika IMF bertitah BUMN pun kita obral besar-besaran untuk menurutinya. Inilah kasus terbaik studi ekonomi pembangunan di dunia, Indonesia jadi contoh itu. Petinggi kita dan para doktor lulusan luar negeri, banyak “merasa pandai”. Padahal memang pandai. Tetapi, di antara mereka, siapa yang  “pandai merasakan”? Apa beda “merasa pandai” dengan “pandai merasakan”? Bedanya yang merasa pandai itu susah sekali diberitahu. Dia hanya takluk pada asing. Kenapa pada asing takluk? Karena mereka adalah guru besarnya saat kuliah. Artinya yang merasa pandai hanya kalah dari orang yang berada di atasnya.

Untuk urusan ini, Kwik Kian Gie sudah mengngingatkan. Sayangnya, tak digubris. Jika Kwik Kian Gie saja yang berintegritas diabaikan, apalagi warga negara biasa?

Di zaman Orde Lama pernah sekali terjadi sanering. Rp 1000,– jadi  Rp 1,– saja. Lalu hampir setiap tahun uang kita konsisten, “terdevaluasi”. Nilai Rupiah terus keok tergerus. Berapa besar pelemahan rupiah itu sesungguhnya bisa diteliti dan dipelajari. Ini bisa jadi bahan kajian menarik. Mahasiswa pasca studi pembangunan, mustinya bisa jadikan tesis bahkan disertasi. Bicara pembangunan bukan cuma di ekonomi dan keuangan. Luas cakupannya. Kira-kira di sektor ekonomi mana yang boleh dikatakan kita maju?

Di sisi sosial, apakah tatanan sosial kita juga lebih baik? Kita makin resah dengan geng motor, tawuran, miras, narkoba, dan sex bebas. Di sisi hukum, mafia pengadilan temukan kinerja terbaik. Justru sebagian penegak hukum, malah jadikan hukum sebagai sumber rezeki. Korupsi kita munculkan legenda “trias koruptika”. Berjalan berpuluh-puluh tahun, sistematis, dan terlembagakan. Pendidikan kita tambal sulam. Di atas kertas mungkin hebat. Prakteknya? Siapa bisa jawab: “Apakah pendidikan kita buat anak jadi baik?” Guru diabaikan. Gajinya ada yang masih honorer. Bahkan ada yang cuma Rp 50.000/bulan. Bandingkan. Berapa honor tukang kayu/hari? Guru besar pun bahkan nikmati narkoba dengan mahasiswinya. Pejabat perguruan tinggi bahkan rektor pun ada pula yang tersangkut perkara korupsi.

Mengelola sebuah negara sesungguhnya setiap negara punya jalannya. Ternyata yang terpenting, tergantung pada para pemimpinnya. Saat lembaga ingin kuat, rekrut pasukan. Saat lembaga ingin berlipat laba, rekrut manajer. Tapi jika ingin berkelanjutan, rekrut lah pemimpin.

Pemimpin lah yang tentukan arah negara. Ketika pemimpin tak selesai dengan dirinya, pastilah negeri itu jadi negeri salah urus.

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Negeri Abal-Abal"

  1. SALAM KENAL SEMUA,SAYA IBU ERSIN
    CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASAH!!!

    SAYA SUDAH SANGAT LAMA BERJUDI TOGEL DAN SAYA BELUM PERNAH
    MERASAKAN KEMENANGAN,KARNA SAYA SELALU MENGGUNAKAN PREDIKSI
    ATAU RUMUSAN TANGAN MANUSIA.JADI SAYA SUDAH KAPOK MENGGUNAKAN
    RUMUSAN ATAU PREDIKSI LAGI KARNA DI PASTIKAN 99% AKAN MELESET.
    KEMARIN HARI KAMIS TANGGAL 12/03/2015,SAYA MENEMUKAN NOMER HP AKI SUNAN KALIJAGA DI INTERNET 085_242_393_393 !STATUS BELIAU ADALAH PARANORMAL TOGEL ATAU
    BIASA DI PANGGIL DUKUN TOGEL.JADI SAYA HUBUNGI LANGSUNG AKI DAN MEMINTA ANGKA HASIL RITUAL ATAU ANGKA GOIB BOCORAN DARI TOGEL SGP/HK.AWAL NYA SAYA MINTA 2D KARNA BARU PERTAMA SAYA MEMASANG
    ANGKA HASIL RITUAL,SEDIKIT RAGU.SAYA DI SURUH MENGIRIM MAHAR ATAU
    PEMBELI ALAT BANTU RITUAL,SAYA LAKSANAKAN KARNA SAYA SADAR BAHWA
    MEMANG KALAU MAU SUKSES ATAU KAYA MEMBUTUHKAN KERJA KERAS DAN PENGORBANAN.HASIL MALAM TERSEBUT ANGKA YANG DI BERIKAN (51) ALHAMDULILLAH SAYA MENANG 15JT ATAU DIKALI 250 RIBUH,DAN TANGGAL 14/03/2015 HARI SABTU SAYA MEMINTA LAGI KE AKI SUNAN KALIJAGA 4D LANGSUNG KARNA SAYA SUDAH MEMBUKTIKAN DAN YAKIN.DAN PADA MALAM MINGGU SAYA MENANG 4D LANSUNG 5816 DAN SAYA LANSUNG KALI 300 RIBU ALHAMDULILLAH SAYA DAPAT 700 JT,DAN HARI SENIN INI SAYA MENANG LAGI 4D 9409.BERKAT AKI SUNAN KALIJAGA
    KINI SAYA BISA BAYAR UTANG2 DAN SUDAH BISA BERENCANA MEMILIK USAHA BUKA RESTORAN/RUMAH MAKAN WARUNG PADANG RESTU BUNDO
    JADI SAYA MENGAJAK SELURUH TEMAN PECINTA JUDI TOGEL YANG SERING
    KALAH!!!SILAHKAN HUBUNGI AKI DI NO HP 085_242_393_393
    INSYA ALLAH BELIAU TIDAK SEPERTI DUKUN TOGEL PALSU.
    KARNA DULUNYA SAYA SERING MENGHUBUNGI DUKUN TOGEL LAINNYA,AKI YANG ASLI….

    ReplyDelete