Rekaman Tunjukkan Kopilot Germanwings Sengaja Tabrakkan Pesawat, Diduga Memiliki Motif Bunuh Diri

Penyelidik  membawa sejumlah kotak dari apartemen yang dihuni kopilot Germanwings, Andreas Lubitz, di   Duesseldorf, Jerman, Kamis (26/3) waktu setempat. Jaksa Perancis menyatakan, Lubitz diduga sengaja menabrakkan pesawat Airbus A320 bernomor penerbangan 4U9525 itu ke gunung di kawasan Pegunungan Alpen, Perancis selatan, Selasa  lalu.
Penyelidik membawa sejumlah kotak dari apartemen yang dihuni kopilot Germanwings, Andreas Lubitz, di Duesseldorf, Jerman, Kamis (26/3) waktu setempat. Jaksa Perancis menyatakan, Lubitz diduga sengaja menabrakkan pesawat Airbus A320 bernomor penerbangan 4U9525 itu ke gunung di kawasan Pegunungan Alpen, Perancis selatan, Selasa lalu.
Berdasarkan dugaan sementara, kopilot muda pesawat Germanwings penerbangan 9525, Andreas Lubitz (28), sengaja mencegah pilot utama masuk kembali dan mengurung dirinya di dalam kokpit untuk kemudian menabrakkan pesawat beserta 150 orang, termasuk dirinya sendiri, ke Pegunungan Alpen.

Namun, hingga sekarang, jaksa penyelidik menyatakan masih belum tahu motif sebenarnya kopilot Lubitz mengunci sang pilot utama di luar kokpit, mematikan fungsi pilot otomatis, dan menurunkan ketinggian dari 11.500 meter ke 1.882 meter dalam 10 menit.

Skenario yang diungkap pihak jaksa dalam jumpa pers, Kamis (26/3) waktu setempat, itu langsung mengguncang dunia penerbangan. Hanya berselang beberapa jam dari pengumuman itu, sejumlah maskapai penerbangan merespons dengan mengubah aturan mereka.

Maskapai-maskapai penerbangan itu membuat aturan baru yang mengharuskan setidaknya selalu ada kru kedua di dalam kokpit pesawat setiap waktu. Aturan baru itu sebenarnya sudah lama diterapkan oleh maskapai penerbangan Amerika Serikat, tetapi belum dilakukan di Eropa.

Maskapai yang mengubah aturannya antara lain maskapai penerbangan asal Kanada, Easy Jet, Norwegian Air Shuttle, dan Air Berlin.

Maskapai Germanwings memang diketahui tidak menerapkan prosedur itu walau saat ini tekanan banyak pihak di media sosial tampak memaksa anak perusahaan Lufthansa itu juga mengubah regulasinya.

Otoritas Perancis dan Jerman memastikan Lubitz tak terindikasi sebagai pelaku teroris atau anggota kelompok ekstrem tertentu.

Akan tetapi, pada saat bersamaan, kedua belah pihak juga tidak bisa mengemukakan teori lain terkait kemungkinan apa yang menyebabkan atau memicu Lubitz bertindak senekat itu. Kemungkinan itu ialah stress yang diderita, sehingga ingin mengakhiri hidupnya.


content
content

"Apa yang dilakukan Lubitz sampai sekarang masih belum bisa kami ketahui dan masih terus akan kami dalami. Namun, ada hal tertentu yang pastinya membuat dia melakukan semua itu (menabrakkan pesawat)," ujar jaksa penyelidik Marseille, Brice Robin.

Robin menambahkan, langkah menurunkan ketinggian pesawat secara cepat seperti itu hanya bisa dilakukan secara sadar.

Lubitz, lanjutnya, sama sekali tak punya alasan kuat, baik untuk mencegah pilot utama masuk ke dalam kokpit maupun menolak merespons peringatan petugas menara pengawas yang mengetahui pesawat kehilangan ketinggian secara cepat.

"Dalam rekaman kotak hitam terdengar, pilot yang sebelumnya keluar kokpit-kemungkinan ke toilet-berusaha memaksa masuk kembali. Anda dapat mendengarnya mencoba mendobrak pintu. Kebanyakan penumpang sama sekali tak menyadari apa yang terjadi sampai saat terakhir. Mereka terdengar berteriak sesaat sebelum pesawat menghantam gunung," tutur Robin.

Setelah tragedi serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat, pintu kokpit pesawat sebenarnya bisa dibuka dari luar dengan terlebih dahulu memasukkan kode tertentu. Akan tetapi, kode itu masih bisa dibatalkan atau ditolak dari dalam kokpit. (kompas/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rekaman Tunjukkan Kopilot Germanwings Sengaja Tabrakkan Pesawat, Diduga Memiliki Motif Bunuh Diri"

Post a Comment