Suap Para Pendeta di Balik Pemilu Nigeria 2015

nigeria
Nigeria bergolak. Terus bergolak. Sejumlah laporan media menunjukkan bahwa Christian Association of Nigeria (CAN), telah  mendapat uang tujuh miliar naira.  Uang itu diduga diperuntukan bagi para pendeta agar mereka mau mendukung Presiden Jonathan. Laporan ini mencuat setelah Gubernur Negara Bagian Rivers, Rotimi Amechi. Amechi mengumumkan bahwa Presiden Jonathan telah membayar beberapa pendeta sebesar enam miliar naira, untuk tentu saja membantu upayanya mempertahankan kekuasaan.

Seperti dilansir OnIslam, Jonathan sendiri tengah melakukan kampanye melawan calon presiden Alhaji Muhammad Buhari. Buhari merupakan calon  dari Partai Progresif All Congres dalam pemilihan presiden 2015, berlangsung Maret 2015 ini.

Dengan pemilihan seperti ini, mudah untuk menyimpulkan bahwa para politisi di benua Afrika ini siap menghidupkan kembali naluri primordial mereka. Tuduhan ini telah mengasumsikan adanya tindakan korupsi, dan itu jelas berbahaya bagi sebuah negara. Dalam waktu dekat, game politik tampaknya akan menarik perhatian lebih daripada substansi politik itu sendiri.

CAN otomatis tidak tinggal diam. Tersengat oleh laporan media soal suap ini, mereka membantah menerima apapun dari pemerintah. Akan tetapi retorika dan sikap para pendeta ini meragukan, dan hanya disinyalir sebagai strategi terselubung.  Kasus ini sengaja digulirkan agar politisi dengan cepat mendekati masyarakat.

Penyogokan pendeta ini dipandang sebagi sebuah kesesatan. Mereka menjelekkan wajah agama, dan banyak pihak menuding jika mereka mengkhianati nilai-nilai agama, mengorbankan citra baik agama mereka sekaligus meruntuhkan apa yang sudah dibangun oleh leluhur mereka dengan susah payah.

Korupsi dan Peluang Pembaruan

Di lain pihak, calon presiden Alhaji Muhammad Buhari tampaknya telah menjadi pilihan warga Nigeria, terutama para pemilih muda. Dengan peningkatan informasi soal politik aktif, para pemilih mulai mengharapkan Buhari sebagai wakil kepercayaan mereka. Buhari disebut-sebut memiliki pengetahuan, ketulusan, dan kecerdasan, bukan karena menyogok beberapa asosiasi pemimpin agama.

Beberapa tokoh negarawan Nigeria sebenarnya telah mengajukan pertanyaan: mengapa ribut-ribut tentang N6 miliar (atau N7 miliar) itu? 7 miliar, dimanapun, apalagi di negara seperti Nigeria, bukanlah jumlah yang sedikit. Satu kata yang terlintas adalah korupsi.

Soal korupsi dan tuduhan ini nampaknya tidak akan berhenti sampai Nigeria mampu mengendalikan proses demokrasi, mengekspos setiap cacat dalam keamanan pemilu, dan menuntut reformasi pemilu. Juga sampai mereka bisa memisahkan militer dari proses pemilihan dan kebebasan dan dari campur tangan eksternal.

Nigeria harus membangun fakta bahwa tidak ada politisi korup demi negara ataupun demi agama. Dengan demikian, warga Nigeria harus berkomitmen untuk bekerja keras memilih pemimpin teladan mereka sendiri. Orang-orang yang memiliki kompetensi sosial, akan mampu membawa perubahan besar untuk mengubah tantangan menjadi peluang saat ini.

Pada saat ini, warga mendapatkan kesempatan baru untuk berpartisipasi dalam sebuah proses pemilihan. Pemilihan yang dapat mengantarkan kehidupan baru bagi warganya. Akan tetapi hal tersebut tidak akan terlaksana jika saja calon yang terpilih merupakan calon yang prokorupsi. Kesadaran akan memilih pemimpin bersih harus didengungkan. Menolak penyogokan dan memilih dengan objektif sebagai cara memperbaiki kehidupan bernegara.(IP/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Suap Para Pendeta di Balik Pemilu Nigeria 2015"

Post a Comment