Kabar tersebut muncul dari sebuah dokumen yang diberikan oleh whistleblower Edward Snowden kepada situs The Intercept, Kamis (19/2/2015). Seperti diketahui, Snowden adalah mantan karyawan kontrak NSA yang kini banyak membocorkan rahasia keamanan internet.
Pabrikan kartu SIM terbesar yang dimaksud dalam dokumen itu adalah Gemalto, yang memproduksi kartu SIM untuk operator-operator besar, seperti Verizon, AT&T, Sprint, T-Mobile dan sebagainya.
Dikutip Gizmodo, , kartu SIM buatan Gemalto tersebut juga dipakai oleh lebih dari 450 operator seluler di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Cara penyadapan
Dokumen tersebut juga menjelaskan dua cara yang sering digunakan oleh NSA dalam melakukan penyadapan, yaitu secara pasif dan aktif.
Cara pasif digunakan dengan antena untuk menangkap data. Walau perusahaan telekomunikasi menggunakan enkripsi di jaringan 3G, 4G dan LTE-nya, namun NSA telah memiliki kode dekripsi-nya, sehingga bisa mendengar pembicaraan telepon atau membaca pesan SMS yang dikirim.
Sementara penyadapan aktif disebut lebih berisiko, karena memaksa pihak penyadap untuk memblokir jaringan 3G dan 4G dan memaksa ponsel terhubung di jaringan 2G yang lebih rentan.
Dengan demikian, penyadap tidak perlu lagi melakukan dekripsi. Namun, tindakan tersebut juga akan menimbulkan kecurigaan bagi yang menyadari.
Karena itu, dengan memiliki kode dekripsi tersebut, maka NSA tidak perlu repot-repot memblokir jaringan 3G, 4G atau LTE.
Salah satu solusi mencegah penyadapan adalah dengan menggunakan software keamanan pihak ketiga dalam ponsel. Penambahan lapisan keamanan itu tidak bisa di-bypass oleh kode dekripsi, karena memiliki lapisan keamanan yang berbeda dari operator.
Menggunakan layanan e-mail, seperti milik Google atau Yahoo juga lebih aman, karena perusahaan-perusahaan internet besar tersebut menawarkan proteksi keamanan yang lebih dibanding keamanan telepon atau SMS dengan ponsel.
Inggris Mata-matai Wartawan Media Internasional
Salah satu badan intelijen Inggris, Government Communications Headquarters (GCHQ), dilaporkan The Guardian telah melakukan penyadapan terhadap email milik para wartawan media internasional seperti BBC, New York Times, Washington Post, Le Monde, The Sun, dan NBC. Kabar ini pertama kali dihembuskan oleh mantan agen National Security Agency (NSA), Edward Snowden.
Kepada The Guardian, Snowden juga menyebutkan bahwa praktik memata-matai wartawan tersebut telah dilakukan GCHQ sejak tahun 2007 silam. Menurutnya, pemerintah Inggris menganggap wartawan sebagai ‘ancaman nyata’ karena kerap memiliki informasi-informasi sensitif yang seharusnya tidak disampaikan pada publik.
Lebih lanjut dijelaskan, pihak GCHQ melakukan intersep (pencegahan) jaringan serat optik internet yang digunakan oleh beberapa media internasional. Mereka memeriksa berbagai email yang seharusnya masuk ke alamat email redaksi ataupun wartawan-wartawan secara individu.
Total hingga kini, ungkap Snowden, sudah ada sekitar 70.000 email yang diblokir oleh GCHQ. Demikian seperti dilansir laman Business Insider, Selasa (20/1/2014).
Pemerintah Inggris sendiri saat ini memang tengah giat membangun kekuatan cyber mereka guna menghadapi berbagai ancaman cyber yang semakin meningkat dan kompleks di tahun 2014 kemarin. Negeri Ratu Elizabeth ini juga telah bekerjasama dengan Amerika Serikat (AS), dan dilaporkan akan segera menggelar latihan perang cyber bersama.
Ide menyinergikan kekuatan pertahanan cyber antar dua negara Adi Kuasa tersebut merupakan buah hasil pertemuan Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Gedung Putih beberapa waktu lalu. (viva/kabarpapua.net)
0 Response to "Waspadalah! NSA Pegang 'Kunci' Penyadapan Telepon Seluruh Dunia"
Post a Comment