Muslim Italia |
Kisah itu diungkapkan oleh Nicolo Degiogis, fotografer Italia yang menghabiskan tahun-tahunnya untuk mengamati Muslim di timur laut negara itu.
Islam sebagai agama terbesar kedua di negara itu juga tidak diakui, sementara Katolik, Budha, Yahudi, dan Mormon diakui sebagai agama resmi negara.
Alasan itu pula, salah satunya, yang melahirkan instalasi kontroversial Christoph Buchel dengan mengubah Gereja Santa Maria della Misericordia Venesia di distrik Cannaregio menjadi masjid pada bulan April lalu. Ia ingin menunjukkan kondisi 20 ribu Muslim Venesia sebagian besar tinggal di pinggiran kota tanpa masjid.
Selama penelitiannya, Degiorgis menemukan Muslim berdoa di tempat parkir, di supermarket, di garasi, tempat disko, dan sembarang tempat lain.
“Kami hanya memiliki beberapa masjid resmi di dalam negeri dan ratusan Islamic center. Tapi, banyak yang tidak memiliki kualitas memadai sebagai tempat ibadah,” jelas wakil presiden Islamic Religious Community Imam Yahya Pallavicini dilansir muslimvillage.com, Senin (25/5).
Pallavicini setuju dengan semangat perubahan gereja menjadi masjid itu, tapi tidak dengan pelaksanaanya yang memberi kesan Islam tidak menghormati budaya Italia. Menurutnya, mereka perlu menemukan solusi yang tidak memperkuat kekhawatiran orang tentang Islam.
Hubungan antara pemerintah kota dengan masyarakat Muslim di Venice berjalan baik. Tapi, muncul rasa frustasi ketika mayoritas Muslim harus shalat di garasi atau flat mereka. Apalagi pusat peribadatan Islam terdekat berada di Marghera yang berjarak sekitar 10 kilometer.
“Kami ingin tempat sendiri untuk berdoa. Setiap hari, umat Islam datang dari seluruh dunia untuk melihat Venesia dan mereka bertanya, Mengapa Anda tidak memiliki masjid?” kata Mohamed Amin Al Ahdab, presiden Islamic Community of Venice. (rol/kabarpapua.net)
0 Response to "Muslim Italia Rindukan Shalat di Masjid"
Post a Comment