Rohingya Muslims pass time near their shelter at a refugee camp outside Sittwe June 4, 2014. |
Pemimpin Rohingya yang juga politikus
Partai Pembangunan Uni Nasional di Myanmar, Abu Tahay, memaparkan
sejarah keberadaan kelompok etnis tersebut dalam karya tulisnya, Rohingya Belong to Arakan and Then Burma and So Do Participate.
Di situ disebutkan, sejarah etnis
Rohingya bermula ketika masyarakat kuno keturunan Indo-Arya yang menetap
di Arakan (Rakhine sekarang—Red) memutuskan untuk memeluk Islam pada
abad ke-8. Pada masa-masa selanjutnya, generasi baru mereka kemudian
juga mewarisi darah campuran Arab (berlangsung pada 788–801), Persia
(700–1500), Bengali (1400–1736), dan ditambah Mughal (pada abad ke-16).
Catatan sejarah mengungkap, syiar Islam
mencapai Arakan sebelum 788 Masehi. Dalam dinamika selanjutnya, agama
ini mampu menarik hati masyarakat lokal Arakan dan mendorong mereka
untuk memeluk Islam secara massal.
Sejak itu, Islam memainkan peranan
penting bagi kemajuan peradaban di Arakan. Umat Muslim, Buddha, dan
Hindu hidup berdampingan selama berabad-abad dalam suasana rukun dan
penuh persahabatan.“Tak hanya itu, mereka (kelompok Muslim, Buddha, dan
Hindu) juga memerintah negeri Arakan bersama-sama,” imbuh Abu Tahay.
0 Response to "Ternyata Islam dan Budha Pernah Hidup Damai di Myanmar"
Post a Comment