Sejak 1992, Telah 19 Kali Trigana Air Alami Kecelakaan

Maskapai Trigana Air Service telah mengalami kecelakaan sebanyak 19 kali sejak 1992 yang mengakibatkan hilangnya delapan pesawat dan kerusakan berat atas 11 pesawat.

Jenis pesawat Trigana Air yang telah hilang atau rusak berat sejak 1992 termasuk satu tipe Antonov An-72, satu ATR 42-300, 13 Twin Otters dan tiga Fokker F27s.

Berdasarkan data Flightglobal yang dilansir CNN.com, kecelakaan Trigana Air yang terparah terjadi pada 17 November 2006. Saat itu, satu pesawat Trigana Air jenis DHC-6 Twin Otter menabrak permukaan berbatu dari Gunung Gergaji ketika melewati rute Muli-Ilaga.

Kecelakaan tersebut menewaskan sembilan penumpang dan tiga kru pesawat.

Pesawat terbang dari Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya pada pukul 08.00 WIT menuju Distrik Ilaga, Puncak Jaya. Lima belas menit kemudian hilang kontak. Keesokan harinya, pesawat ditemukan hancur terbakar di Desa Agu, Ilaga, Papua.

Sementara itu, kecelakaan Trigana Air juga sempat terjadi pada awal Januari tahun ini di mana pesawat jenis Twin Otter mereka kehilangan kendali saat mendarat di bandar udara Enarotali di Papua.

Tidak ada korban jiwa dan kecelakaan namun pesawat mendarat keluar dari landasan dan menyebabkan patahnya moncong pesawat.

Lalu, pada 8 April 2015, pesawat Trigana dengan nomor registrasi PK-YRF ditembak orang tak dikenal saat mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua. Pesawat dengan rute Nabire-Puncak Jaya itu kemudian menabrak sebuah bangunan. Satu penumpang tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut.

Kemudian pada 16 Agustus 2015, pesawat Trigana ATR 42-300 dengan penerbangan Sentani-Oksibil Papua mengalami kecelakaan. Pesawat yang hilang kontak diduga menabrak gunung di Okbape.

Selain jenis Twin Otter, kecelakaan Trigana yang juga melibatkan jenis ATR 42-300 terjadi pada 11 Februari 2010.

Setelah mengalami masalah dengan mesin kiri mereka saat pendaratan akhir di Samarinda, kru pesawat memutuskan untuk mengalihkan penerbangan sejauh 55 Nautical Mil ke Balikpapan dengan mengandalkan hanya satu mesin bagian kanan saja.

Sepuluh menit kemudian, saat menuju Balikpapan, unit kontrol mesin melaporkan terdapat kegagalan mesin kanan. Kru pesawat lantas memutuskan untuk mendarat darurat.

Dari 46 penumpang dan enam kru di pesawat, hanya satu penumpang yang terluka. Pesawat tersebut tidak dipergunakan lagi untuk terbang.

Secara keseluruhan, 11 dari 19 kecelakaan Trigana Air terjadi saat pendaratan. Hanya tiga saja yang terkait rute penerbangan.

Pesawat Trigana Air Service merupakan maskapai penerbangan nasional yang didirikan awal 1991 dengan dua pesawat jenis B200 King Air dan dua helikopter jenis NBell- 412SP yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia.

Awalnya pesawat ini hanya digunakan untuk melakukan kegiatan khusus seperti pemetaan hutan. Namun, perusahaan kemudian mengubah haluan bisnis dengan mempergunakan layanan angkutan barang dan manusia.

Saat ini, Trigana memiliki 24 rute penerbangan yang sebagian besar merupakan penerbangan perintis. Rute tersebut antara lain Ambon- Langgur, Jakarta- Pangkalan Bun dan Jayapura-Wamena.

Trigana juga termasuk salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang dilarang beroperasi di Eropa karena faktor keselamatan yang dikeluarkan oleh Uni Eropa pada akhir Juni 2015 lalu.   (CNNIndonesia)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejak 1992, Telah 19 Kali Trigana Air Alami Kecelakaan"

Post a Comment