 |
| Defile Pasukan TNI di Makodam XVII Cenderawasih dalam peringatan HUT TNI ke-70 (Gatranews) |
Peringatan HUT TNI ke-70 di Makodam XVII Cenderawasih diwarnai sejumlah atraksi teatrikal.
Atraksi teatrikal pertama yaitu atraksi perang suku antara suku Lany dengan suku Walak yang bermukim di wilayah Pengunungan Papua. Penyebab perang dalam teatrikal ini ialah penculikan perempuan. Adalah Yokke, pemuda dari suku Lany menculik salah satu perempuan dari suku Walak yang bernama Foke. Ketika suku Walak mengetahui hal itu, terjadilan perang yang mengakibatkan jatuhnya korban meninggal dari kedua belah pihak. Untuk menghentikan perang suku itu, Babinsa dan Polisi masyarakat (Polmas) turun mendamaikannya.
Atraksi selanjutnya yang juga mendapat sambutan meriah hadirin ialah treatrikal drama kolosal Jenderal Soedirman menggambarkan bagaimana perjuangan TNI bersama rakyat bahu membahu mempertahankan kemerdekaan melawan agresor Belanda.
Atraksi yang tak kalah menariknya ialah aksi pembebasan sandera. Diceritakan kelompok OPM menyandera Ketua DPR Papua. Demi menyelamatkan sandera operasi pun digelar. Sejumlah penembak jitu berhasil melumpuhkan para penjaga sandera. Setelah itu terjadi baku tembak dengan pasukan OPM di luar gedung sandera tak dapat dihindari. Wal hasil TNI kesigapan TNI bisa membebaskan Ketua DPR Papua.
Upacara peringatan HUT TNI ke-70 yang dipusatkan di lapangan Makodam XVII Cenderawasih, Senin (5/10/2015) ini dipimpin Gubernur Papua Lukas Enembe dan dihadiri Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat serta tokoh agama.
Seusai upacara dan atraksi kemudian dilanjutkan dengan defile pasukan dan kendaraan tempur.
 |
| Suasana Upacara peringatan HUT TNI ke-70 di Makodam XVII Cenderawasih (Twitter @Kodam17Cen) |
0 Response to "Teatrikal Jenderal Soedirman, Perang Suku, Hingga Pembebasan Sandera Warnai HUT TNI di Kodam XVII Cenderawasih"
Post a Comment